Catatan Ide dan Inspirasi
  • Home
  • Catatan
  • Ide
  • Inspirasi
  • Contact

Minggu ini jadwalnya kami mengumpulkan jurnal personal pekan kedua. Alhamdulillah barusan saya mengikuti huddle dengan teman-teman CH Gerha Aksara. Meski Co Housing kami masih berduka sebab beberapa waktu yang lalu suami Mbak Nani berpulang ke rahmatullah. Peluk dari jauh ya Mbak, dari kami semua.

Go to X-tra Miles Concept Note, X-tra Miles Action, X-tra Ordinary Action, dan Go to X-tra Impact

Sudah menjadi keniscayaan jika memiliki suatu konsep yang ekstra, aksi yang diimplementasikan juga ekstra, lalu dilipatgandakan lagi menjadi aksi luar biasa, maka insyaallah hasilnya pun memberikan dampak yang luar biasa. Berdampak, memberikan kebahagiaan yang ekstra.

X-tra Miles
Buku hasil karya kami 

Saya sendiri sudah mengenali model menulis saya. Bagi saya waktu berlama-lama mengetik di depan laptop itu masih merupakan sesuatu yang mewah. Karena ada balita yang hampir setiap saat (kecuali ia tertidur) nempel dengan saya.

Saya tidak mungkin maksa juga tetap menulis ketika membersamainya. Rasanya tidak tega dan suami saya juga pernah mengatakan kurang suka istrinya kok seperti seniman. Terus menerus melakukan pekerjaan pribadinya tanpa peduli dengan yang lain.

Hakikat berkeluarga itu kebersamaannya. Jadi sebisa mungkin saat-saat bersama keluarga saya tidak menulis. Meski saya sangat rindu menulis berjam-jam. Tampaknya rida suami dan harapan anak-anak ingin diajak main dan banyak ngobrol lebih saya utamakan.

Insyaallah pasti akan ada waktu yang tepat untuk saya menuntaskan naskah ini. Saya yakin rida Allah SWT pun akan turun melingkupi ketika saya menomorsatukan rida suami.

Huddle bersama tetangga

Sedianya kami bertemu seperti biasa di Zoom Meeting pukul 14.00 WIB hari Sabtu, 19 Desember 2020. Namun karena Bu Erte masih ada kelas, dan teman-teman masih fokus beristirahat dulu, jadinya diundur ke jam 15.30 WIB.

Saya sendiri memanfaatkan waktu 1,5 jam itu untuk berbenah rumah jelang sore hari. Sedari pagi mengajar daring di 3 kelas, di sela-selanya mengurusi Ocean kecil. Mandi, makan, dan menemaninya beristirahat. 

Alhamdulillah meski cuma bisa hadir bertiga, Mbak Wita, saya, dan Mbak Hani, yang penting kami saling mengalirkan semangat untuk menekuni naskah masing-masing

Kami senang pitching buku di Hexa Market kemarin bisa dikatakan sukses. Banyak teman yang mengapresiasi calon buku Happy Writing dengan harga melampaui ekspektasi. Bahagia sebab nantinya hasil karya memang dinanti-nantikan khalayak ramai. Syukur-syukur menjadi best seller di pasaran.

Hal ini memotivasi kami semua untuk melakukan x-tra miles action, x-tra ordinary action, untuk go to x-tra impact. Bismillahirrahmanirrahiim. Semangat menyelesaikan naskah, Teman-teman! 

Kesimpulan

Jika menginginkan dampak yang lebih josss! Lebih mendatangkan kebahagiaan, maka mesti diawali dengan konsep yang ektra pula, aksi ekstra dan luar biasa. Tidak bisa hanya biasa-biasa saja. 


Challenge Xtra Miles
Challenge Deep Dive X-tra Miles


Salam bunda produktif!

#HexagonCity
#Hexagonia
#ZonaXtraMile
#ChallengeDeepDive
#KuliahBundaProduktif
#InstitutIbuProfesional







Di tahapan ini saya dan teman-teman diminta melipatgandakan upaya di Zona XtraMiles. Mengapa perlu meningkatkan usaha dalam mengerjakan hal-hal yang dirasakan belum optimal? Mungkin familier dengan kata-kata Einstein berikut: 

"Insanity is doing the same thing over and over again and expecting different results"

Kegilaan adalah melakukan hal yang sama berulang kali dan mengharapkan hasil yang berbeda. Anak-anak Gen Z mengistilahkannya dengan "halu". Berkhayal dan berimajinasi. Memimpikan buku bisa terbit dan terjual habis (best seller), namun ikhtiar yang dijalankan sama saja dengan cara-cara menulis buku sebelumnya. Santai, seperti tidak ada beban, asal terbit. Halu, kan.


Sedang masuk masa koreksi ujian


Di Zona X ini kami khususnya saya diingatkan lagi untuk terus mengoptimalkan waktu yang hanya 24 jam ini. Dua minggu ini saya disibukkan dengan timbunan koreksian, yang meski dilakukan secara online melalui e-learning, tetap saja presensi dan catatan-catatan penilaian tentang mahasiswa per orangnya, dilakukan secara manual.

Terus terang sedari dulu sejak menjadi dosen, saya paling tidak bisa asal-asalan saja menyimpulkan nilai untuk mahasiswa. Selain lembar jawaban ujian, ada sepuluh aspek kepribadian yang harus dilihat. Sementara perkuliahan seratus persen diadakan secara daring. Bagaimana mungkin saya bisa menilai kepribadian seseorang hanya dengan melihat fotonya. 

Saya menambahkan informasi mengenai hal ini dengan menilai keaktifan berinteraksi selama perkuliahan. Sopan santun bahasa yang digunakan, dan tentu saja kelengkapan komponen penilaiannya seperti lembar jawaban, minimal kehadiran, tugas terstruktur, tugas mandiri, journal report, dan tugas kelompoknya.

Menilai hampir 300 orang selama 2 minggu dengan tenggat waktu setor hasil koreksian 3 hari setelah ujian, membuat saya agak lambat merespon segala sesuatu selain yang berhubungan dengan amanah mengoreksi. Jadi, saya akui butuh kerja ekstra juga menyamakan langkah dengan para tetangga di CH Gerha Aksara.

Upaya ekstra untuk hasil ekstra


Zona Xtramiles
Xtramiles saya

Untuk hasil yang optimal maka harus dilakukan dengan upaya yang ekstra. Tidak bisa dengan upaya yang "b" aja alias biasa saja seperti tidak ada target apa-apa. Tantangannya kalau bagi saya adalah karena setiap hari memiliki deadline menulis draf artikel ilmiah, update materi ajar, draf proposal penelitian dan pengabdian masyarakat, update blog dan antologi), maka waktu untuk mencicil menulis naskah untuk proyek buku CH Gerha Aksara pun harus dilipatgandakan.

Langsung menuliskan saat itu juga hasil pemikiran dari pengembangan ide bacaan merupakan hal yang ingin saya upgrade dayanya. Sebab seringkali saya berada di waktu yang tidak kondusif. Seperti anak yang menangis minta ditemani, urusan pekerjaan rumah tangga yang menyita waktu dan tenaga, serta mendampingi anak untuk belajar daring. 

Hanya saja untuk mengejar major projects ini saya tetap realistis. Semua tanggung jawab tidak boleh ada yang dianaktirikan. Untuk hal ini berlaku skala prioritas dan fifo. Karena menulis adalah passion saya, maka insyaallah saya tetap mendudukkannya seperti semula, yaitu menulis dengan bahagia. Seperti menuliskan jurnal ini. Tanpa kemrungsung, tanpa ada perasaan dikejar-kejar, pikiran negatif lainnya. 

Co Housing Gerha Aksara
Xtramiles CH Gerha Aksara

Kesimpulan

Melipatgandakan upaya di Zona Xtramiles sangat penting dilakukan agar hasil yang diperoleh lebih optimal, sesuai target, dan tidak sekadar ada saja. Untuk itu dibutuhkan ikhtiar ekstra meninjau lagi to do list harian dan memasukkan agenda mencicil naskah untuk Gerha Aksara.

Salam bunda produktif.



Tak terasa waktu juga yang mengantarkan saya dan teman-teman Bakal Warga Sumut untuk berada di Babak Main 3 di Saung Sambut Semai Ibu Profesional. Campur aduk ya rasanya, ada senang karena kewajiban sudah dilaksanakan. Saya menyaksikan Yunda Ney dan Yunda Uut sebagai narasumber dalam acara Sarasehan Warga ngobrol tentang CoC.

CoC Ibu Profesional

Ada perasaan sedih karena harus berpisah dengan para Yunda pengelola saung yang keren dan kreatif abis. Insyaallah kalau nanti lulus setelah menyetorkan mini project, pastinya kangen dengan suasana FBG Saung Sambut Semai, tinggal kenangan manis yang tertoreh di sana. Etapi belum tahu juga ya, mungkin akan ada aktivitas lain di sana?

Pentingnya CoC

Dulu awal saya bergabung di IP BF (Old Chapter, haha), saya pernah merasa agak kurang nyaman dengan CoC ini. Malah mengusulkan ada amandemen pula untuk Code of Conduct komunitas Ibu Profesional ini.

Namun akhirnya saya bisa menerima setelah mengamati beberapa hal di grup dan CoC tampil sebagai penyelesai masalahnya. Peraturan memang hadir untuk menjamin keteraturan di tengah-tengah warga masyarakat ya. Semua boleh kecuali yang tidak boleh yaitu ada lima (eh mirip lagu balon ya)

Tidak kritik pemerintah

Maksudnya di sini adalah tidak membicarakan topik-topik politik yang sensitif. Menurut saya kita pasti punya grup lain entah itu grup keluarga yang sudah kenyang membahas hal ini. Wajarlah mengecualikan satu grup spesial untuk belajar parenting, passion, dan pengetahuan menjadi ibu kebanggaan keluarga.

Meski tidak setuju semua dengan kebijakan pemerintah, saya mencoba menahan diri dan fokus pada solusi yang bisa diri kita lakukan. Jika hanya menjadi trigger, hit & run, untuk apa melempar isu politik ke suatu grup tanpa ada tujuan mulia. Sama saja dengan ghibah online kan.

Tidak ghibah dan fitnah

Nah, ini masih berkaitan dengan ghibah online di atas. Ya iyalah di masa pandemi semua kegiatan hampir semua dilakukan secara daring. Maka sangat dimungkinkan terjadi gesekan dalam berinteraksi dengan teman-teman komunitas.

CoC mengatur agar tidak membicarakan keburukan anggota lainnya. Tuntunan agama memberi batasan, jika membicarakan kebaikan saja dianggap ghibah, maka ngomong aibnya dikatakan fitnah. Duh, kanan-kiri kena ya. Yuk ah hindari ghibah. Kita juga tidak mau dirasanin kan...

Tidak bicara SARAT

Suku, agama, ras, dan tubuh adalah hal tabu yang diperbincangkan di IP. Sebab kelima identitas ini rentan memancing keretakan dalam hubungan pertemanan di komunitas. Khusus yang T, anggota tubuh, para ibu-ibu sudah kadung terbiasa menyapa temannya dengan membumbui komentar tentang fisik.

Makin cantiklah, gemukan, kurusan, glowing, kinclong dan sederet bahasa slang unik lainnya. Di satu sisi tampak sebagai tanda keakraban. Tetapi yakinlah hal tersebut kurang faedahnya, lebih baik bertanya soal passion-nya, anak-anaknya dan yang selain bentuk badannya. Sama sensitifnya dengan isu SARA.

Tidak bicara khilafiyah

Yup, untuk apa capek-capek tegang urat leher membahas yang tidak akan ketemu mau didiskusikan semalam suntuk. Menurut saya selain perbedaan mazhab dalam agama, di kalangan ibu-ibu, ini yang kerap dianggap khilafiyah.
  1. Melahirkan normal vs melahirkan caesar
  2. Menyusui ASI X vs sufor
  3. Working mom vs full time mom
Ada lagi yang mau ditambahkan, silakan ya, hehe...

Tidak menimbulkan konflik kepentingan

Teman-teman yang punya usaha MLM misalnya atau ingin memasarkan dagangannya, jangan sampai menyalahgunakan grup komunitas untuk kepentingan bisnisnya. Atau untuk melancarkan urusan pribadinya dan sebagainya.

Jika pun secara halus seperti ada kepentingan, tetap akan dapat dirasakan kok, karena masing-masing kita dikaruniai Allah SWT nurani yang peka. Maka ketika akan berbagi dan melayani di komunitas IP, pikirkan baik-baik, pertimbangkan konsekuensinya. IP bukanlah tempat untuk konflik kepentingan.

Kesimpulan

Senang sekali diingatkan kembali tentang CoC pada Babak Main 3 Saung Sambut Semai Ibu Profesional tahun ini. Insyaallah akan selalu dipegang teguh dan saling mengingatkan dengan teman-teman lainnya. Agar terwujud cita mulia berbagi dan melayani, menyiapkan diri berkomunitas dengan sebaik-baiknya.

#aliranrasa3 #babakmain3orientasi #KampungMainKomunitas #komunitasibuprofesional dan Makasih #yundakerenbanget

Aliran rasa di babak main II ini saya dan keluarga diuji dengan anak keempat yang sakit pertengahan November lalu. Itu pula sebabnya aliran rasa saya unggah melalui media sosial Instagram @nurhilmiyah14. 

Tidak berpanjang lebar seperti biasanya melalui blog. Aliran rasa saya ketik di keypad HP di tengah-tengah menjaga infus anak agar tetap menetes teratur cairan infusnya. Syukur Alhamdulillah Rausyan telah sembuh seperti sedia kala sekarang.


Rumbel Literasi IP Sumut


Mengapa memilih Rumbel Literasi

Kecintaan saya pada dua kegiatan, membaca dan menulis Alhamdulillah tetap konsisten sejak zaman SD sampai kini punya anak nomor tiga yang duduk di usia SD. Rasanya senang saja berkumpul bersama orang-orang yang memiliki kecenderungan sama yaitu suka menulis. 

Di regional lain namanya Rumbel Menulis. Regional Sumut menetapkannya menjadi Rumlit atau Rumbel Literasi sama seperti Regional IP Asia, IP Bandung, dan IP Jogja. Masih banyak lagi regional yang menggunakan nama Rumlit.

Saya merasa terwadahi saja ketika bersama teman-teman membicarakan buku apa saja yang sudah tamat dibaca, sekarang sedang ikut proyek menulis ini, akan datang menulis itu, dan sebagainya. Sayangnya, belum lama bergabung dengan IP Sumut, 2017-2018, belum sempat merasakan program-program rumbelnya, Regional Sumut mengalami suksesi serah-terima kepemimpinan.

IP Sumut New Chapter 


Terkadang terselip rasa mupeng ingin seperti Rumlit IP Bandung Raya yang anggotanya bejibun itu. Namun apa daya, harus realistis menapak bumi. Kepengurusan New Chapter (NC) yang membagi tiga komponen IP. 
  1. Kampung Komunitas
  2. Himpunan Alumni (HIMA)
  3. Sejuta Cinta
Member IP Sumut yang tidak begitu banyak semakin ramping dengan pengelompokan NC. Namun dengan begini insyaallah lebih efektif. Sebab meski sedikit member, diharapkan memberantas SR (Silent Reader/Slow Response) di dalam komunitas.

Tips Berbahagia dalam Berkomunitas


Pengalaman menjadi member sekaligus pengurus di IP Sumut mengerucutkan pemahaman saya sehingga melahirkan tips berbahagia dalam berkomunitas. Baik di komponen Kampung Komunitas ini, maupun Rumbel Literasi secara khususnya.

Luruskan Niat

Di rumlit jika menginginkan materi atau popularitas, itu tidak akan pernah dapat diperoleh. Sebaliknya, malah diminta memberikan sumbangsih pemikiran agar rumbel tetap eksis, dan produktif. Jadi sedari awal sebaiknya menata niat sebaik-baiknya. 

Proaktif, jangan pasif

Jangan harap nanti banyak program mercusuar, sebaliknya program di Rumlit simpel dan kecil-kecil saja. Mengapa? Member membutuhkan penguatan konsistensi dalam menulis. Jadi jika program terasa vakum, atau kurang greget, ayo bantu ketua rumbelnya, jangan pasif hanya nrimo saja.

Selalu berprasangka baik

Berkomunitas di zaman digital ini tantangannya unik sekali. Kita memang lebih banyak chatting ketimbang telepon apalagi tatap muka di masa pandemi seperti sekarang ini. Jadi jika merasa seseorang kurang sreg dalam membalas pesan atau ketus dan tidak sesuai dengan yang diinginkan, misalnya. Berhusnuzon saja. Mungkin esok lusa jalinan silaturahim dengannya akan lebih berkilau lagi.

Luangkan waktu untuk rumbel

Semua orang sudah punya kesibukan dan rutinitas sebelum join di IP. Saya sendiri dengan profesi sebagai istri, ibu 4 anak (dengan yang bungsu berusia 3,5 tahun), dosen PNS Dpk di salah satu kampus swasta terbesar di Sumatera, terus terang rasanya hampir-hampir tak bisa berkomunitas. Tetapi demi kecintaan terhadap kegiatan literasi, saya mencoba meluangkan waktu meski tidak banyak dalam seminggu.

Bersedia mengakui kesalahan

Mengaku salah jika benar salah itu perlambang memiliki jiwa besar dalam diri. Namun untuk sikap mental yang lebih sehat, lebih baik bersedia saja mengakui kesalahan atau kekeliruan jika ada, ketimbang escaping tidak bertanggung jawab sama sekali. Toh, kita adalah manusia biasa yang lazimnya merupakan tempat salah dan dosa. Asalkan jika salah berkomitmen tidak akan mengulang kembali kesalahannya itu. Nah, lebih plong kan jadinya. 

Tak pernah berhenti belajar

Semua murid semua guru, itu falsafah yang dicamkan sekali dalam berkomunitas di IP. Jadi tidak ada istilahnya si anu lebih pandai dari yang lain lalu boleh bersikap arogan. Mesti ditanamkan dalam diri agar senantiasa merasa diri belum apa-apa, rendah hati dan menekan ego diri.Jadi ingat kata-kata bijak dari Steve Jobs, Stay hungry, stay foolish.

Penutup

Saya membalas pantun dulu ya,

Jalan-jalan ke Pajak Melati
Singgah sebentar membeli terasi
Babak main dua berhasil dilewati
Jangan ragu mari bergabung di Rumbel Literasi

Demikian aliran rasa di babak main 2 ini, terima kasih pada  para yunda Tim Sambut Semai dan yunda di Regional Sumut. Mari berkomunitas dengan bahagia, salam cinta buat para bunda semuanya.





Beranjak ke pekan kedua dari project passion membangun pondasi karakter Hexagonia, Alhamdulillah setelah menyimak go live the founding mother dan ibu walikota, saya memperoleh suntikan semangat untuk selalu on the track. 

Mungkin alasan saya bisa dikatakan "kambing hitam" namun dengan penuh kesadaran saya menerimanya dengan lapang dada. 

Mengapa? Karena saya tidak tega menjadikan suami dan anak-anak sebagai kambing hitam demi keleluasaan saya untuk menambah karya buku. Family comes first, right?

Membangun pondasi karakter Hexagonia

Karakter Hexagonia mestinya tidak bisa dilepaskan dari core value Ibu Profesional. Apalagi sudah di level BunPro, mestinya nilai-nilai inti sudah melekat kuat dalam dirinya, tidak perlu dipertanyakan lagi.

Core Value itu ditularkan bukan dihafalkan, demikian kata Bu Walkot

karakter moral

Mengapa menyelesaikan buku memerlukan karakter pondasi?

Jelas sekali ada hubungannya. Banyak proyek buku mangkrak disebabkan karakter delay dan karakter risk. Tidak konsisten dengan resolusi yang telah dipancangkan, tidak disiplin, mudah menyerah, mencari-cari alasan,  serta karakter buruk lainnya.

Akhirnya proyek hanya tinggal nama, sebatas halusinasi tanpa realisasi. Nafsu besar, sayang sekali tenaga kurang, istilah orang Medan. 

Maka sedari awal project passion, ditanamkan dan ditekadkanlah karakter-karakter positif yang mendukung terbitnya buku, ke dalam diri masing-masing penduduk Gerha Aksara.

Saling menularkan core value

Membangun pondasi merupakan bagian penting dalam mendirikan apapun. Rumah fisik, gedung bertingkat, jembatan, Hexagon City, dan project passion. 

Semuanya membutuhkan landasan yang kokoh berupa karakter moral, demi terwujudnya karya produktif. Idealnya antartetangga saling menularkan core value agar semangat belajar, berbagi, dan berdampak akan terus berkibar dan jauh dari hal-hal yang kontraproduktif.

Saya pribadi di tengah beberapa deadline, tetap berupaya sebijak mungkin mengatur waktu, agar semua bisa terselesaikan dengan baik. 

Sudah 2 minggu ini disibukkan dengan aktivitas mengajar daring, mengutak-atik puluhan tombol e-learning yang menggunakan web Moodle. 

Melayani mahasiswa yang minta tanda tangan online untuk KRS/KHS, bimbingan skripsi, menguji skripsi, proposal penelitan dan pengabdian yang belum tuntas, naskah buku antologi IP Sumut yang masih kurang, naskah buku sendiri yang perlu diedit, serta project passion bersama para tetangga di CH 3. 

karakter-karakter baik


Semuanya dikerjakan secara paralel dengan mendampingi Ririn belajar, mengurus Rausyan kecil, sekali seminggu menengok anak pertama dan kedua di pesantren meski cuma saling kasih kode dari jauh. 

Paket-paket kebutuhan (sesekali permintaan) mereka, mau tidak mau memerlukan fokus juga agar tidak ada yang tertinggal. Namun saya menikmati semuanya tanpa beban. Menjalaninya dengna bahagia.

Justru filosofinya, semakin sibuk maka semakin belajar mengatur waktu. Ke depannya mulai tegas menolak project yang tidak sejalan dengan passion. 

Sebab itu hanya meratakan lembah, ngos-ngosan, lelah tak berkesudahan, ujung-ujungnya stres. Lebih baik fokus pada meninggikan gunung agar tinggi menjulang menyentuh langit. Namun tetap ingat untuk down to earth, berpijak pada bumi, realistis, tawadhu', dan mengakar. 

Seperti slogan almamater tercinta:
Mengakar kuat, menjulang tinggi 

Salam Bunda Produktif!



Pengembangan Passion

Menonton golive-nya Bu Septi mengenai passion, passionate, passion to service, passion to business hingga passion to nation, sedikit banyak membuka mata saya bahwa urusan passion ini mestilah dikelola dengan sebaik-baiknya.

Saya yang sedari kecil sudah punya kesukaan terhadap kegiatan membaca dan menulis sempat berkhayal. Senang sekali jika sejak dini sudah mendalami sesuatu berdasarkan passion.
 
Andaikan dulu orang tua saya mengarahkan dan menunjukkan jalan yang lebih dekat dengan passion saya, mungkin nama saya sudah tercatat sebelum nama Mutia Fadhila Khairunnisa. Si penulis 40 buku KKPK sampai diundang ke kantor Google di California, Amerika Serikat. 
 
passion to nation

Saya tidak menyesali segala sesuatunya. Better late than never, right? Masih ada setengah gelas air lagi yang bisa menghilangkan dahaga. 
 
Saya bersyukur pada Allah SWT dan berterima kasih sebesar-besarnya kepada orang tua yang sudah memberikan pendidikan terbaiknya kepada kami. Tak ada hal yang perlu disayangkan. 
 
Justru hal ini menjadi pemantik untuk terus optimis bisa menghasilkan lebih banyak karya lagi plus saat ini sedang mendampingi anak-anak membuat buku antologinya.
 

Passion to Business

Menulis untuk bahan ajar perkuliahan, artikel ilmiah, proposal penelitian, dan lain-lain yang berhubungan dengan kepentingan akademik profesi saya, adalah passion yang dihadiahkan Allah untuk ditekuni dan dijalankan seamanah mungkin.

Saya bersyukur selama 16 tahun jadi dosen, 8 tahun sudah lulus sertifikasi dosen, pendidikan S2 dengan beasiswa penuh Dikti, insyaallah lanjut S3 pun akan mencoba tes beasiswa lagi. Semua ini merupakan nikmat dari Allah yang tidak boleh saya ingkari.

Selain itu menulis blog juga merupakan passion yang menghasilkan dari segi finansial. Meski memulai ngeblog sejak 2009, namun monetisasi blog baru setahun ini saja. Setahap demi setahap performa blog makin meningkat seiring pemahaman saya mengenai optimasi mesin pencari dan sebagainya. Ini pun sesuatu yang sangat saya syukuri. 

Menurut penjelasan Bu Septi, masa seperti saya ini masuk ke forefront lifestage. Menjadikan passion menjadi hal yang terdepan. Kendati demikian dalam hal menulis atau ngeblog, saya bukan tanpa tantangan. 
 passion to nation

 Menjalani semuanya dengan bahagia

 
Saya berusaha ikhlas menjalaninya. Tak mungkin hari-hari berpelangi terus, awan indah berarak, angin sepoi-sepoi, cuaca bagus setiap hari. 
 
Untuk harmonisasi kehidupan mestilah ada hujan, baik gerimis maupun deras, ada angin meski tidak sampai puting beliung atau tornado yang meluluhlantakkan segala yang ada.

Sulitnya mencari waktu duduk tenang menulis, sudah saya rasakan sejak memiliki anak kecil lagi plus tidak ada ART. Saya menerimanya dan berusaha tersenyum, mungkin ini yang dinamakan bumbu-bumbu kehidupan. 

Mengutip motivasi yang disampaikan Walikota Hexagon City, Teh Dian, Hexagonia harus tetap semangat mewujudkan impian dengan passion-nya masing-masing. 
 
Saya yakin, mestakung. Semesta Mendukung. Suami rida, anak-anak bisa dikondisikan dengan baik, saya penuh ide dan energi untuk menulis, hingga karya demi karya buku dan e-book saya akan terus bermunculan. Insyaallah. Amin.
 

Kesimpulan

From Cousing House to Passion to Nation adalah judul jurnal saya untuk minggu ini di Kelas Bunda Produktif. Kami bersepakat mengerjakan proyek bersama Happy Writing Project, Merekam Jejak, Menorehkan Karya Lewat Tulisan.

Salam bunda produktif!

 

 

 


Ekspedisi Rasi Bintang Scorpio Mom

Senang sekali bisa bergabung bersama teman-teman astro lainnya juga  bertekad meluncurkan karya di Semesta Karya Institut Ibu Profesional. Kita berasa diajak agar senantiasa on the track berada di rel yang benar yaitu fokus merealisasikan karya dalam hal ini saya memilih buku. 

99 inspirasi harian
 

Berikut proyek penerbitan buku saya yang belum terlaksana:

Nama Proyek

  1. Antologi Ibu Profesional Sumatera Utara
  2. 99 Inspirasi Harian 
 

Gambaran Singkat Proyek

Antologi IP Sumut merupakan salah satu program kerja Rumbel Literasi Komunitas regional Sumut yang belum dilaksanakan sejak tahun 2019 lalu sebelum kepengurusan New Chapter sampai diamanahi kembali mengetuai Rumlit.  

99 Inspirasi harian merupakan judul yang saya sematkan untuk rencana buku solo setelah mengikuti program matrikulasi IP Sumut. Merasakan banyak insight yang diperoleh semasa perkuliahan membuat saya ingin mendokumentasikan persepsi, penerapannya pada keluarga terutama pada anak-anak. 
 
Namun sayang karena alasan klasik, naskah belum sampai 99 subjudul, masih sekitar 50-an. Ada kemungkinan akan digabung dengan wawasan yang saya peroleh di perkuliahan Bunda Sayang IIP.

Penerima Manfaat (Sasaran) Proyek

Penerima manfaat atau sasaran pembaca dari proyek buku antologi IP Sumut dan buku solo saya 99 Inspirasi Harian adalah ibu-ibu yang peduli atau punya keinginan belajar menjadi ibu yang baik berusia 25-40 tahun, member IP maupun nonmember.

Khusus teman-teman member Rumlit, tentunya mempunyai karya perdana buku antologi merupakan hal yang menyenangkan dan sebagai motivasi untuk menerbitkan karya tulisnya, apalagi di bidang yang disukai.

Proses Perkuliahan IIP yang Menginspirasi Membuat Proyek Ini

Untuk buku antologi IP Sumut, tentunya beragam alasan bisa diungkapkan. Kalau untuk buku solo saya, proses perkuliahan di Matriks dan BunSay begitu menginspirasi sehingga mengubah pandangan saya dalam mengasuh anak. Yang tadinya sekadar melanjutkan cara parenting ibu saya, menjadi lebih berwarna dan dirasa ringan menggembirakan.

Peran Saya di Proyek

Di Rumlit, sebagai ketua rumbel saya telah sejak lama mengumumkan pengumpulan naskah kepada teman-teman. Sampai dilakukan pemunduran deadline berkali-kali namun tidak bertambah juga. Masih 12 naskah dari 12 orang kontributor penulis. 

Bahkan saking lamanya ada seorang kontributor yang menarik naskahnya untuk diikutkan proyek antologi lain di luar IP Sumut, huhuuu. Seiring ia tidak tergabung lagi di keanggotaan new chapter.

Menurut proyeksi saya setelah mengikuti 20 proyek antologi di berbagai komunitas menulis, dibutuhkan sekitar 18 kontributor penulis lagi untuk bisa menerbitkan sebuah buku antologi. Nah, naskah yang sudah saya terima sejumlah 12 draf dan masih menunggu sampai hari ini.

Saya berperan sebagai pemimpin proyek ini dan Alhamdulillah dibantu oleh seorang koordinator kontributor penulis dan motivasi dari manajer aktivitas komunitas.

Direncanakan dalam minggu ini kami akan membuat semacam sosialisasi ke GWA Kampung Komunitas agar di luar member Rumlit ada yang mengirimkan naskah. Mengharapkan member literasi yang hanya 11 orang (3 sebagai admin) sepertinya mustahil.

Sementara di proyek buku solo, saya mengerjakan semuanya penulisannya. Naskah sudah ada sejak tahun 2018, hanya saja belum 100%. Mudah-mudah sebulan ke depan sudah siap kirim ke penerbit.

Timeline Proyek

Insyaallah jika tidak ada halangan, untuk antologi IP Sumut, akhir bulan Oktober ini target sisa naskah bisa dikumpulkan.

31 Oktober 2020 - pengumpulan naskah
2-15 November 2020 - proses pengeditan dan menghubungi penerbit
16-30 November 2020 - promosi buku sebagai upaya membiayai penerbitan selain dari saku sendiri
1 Desember 2020 - buku terbit

Untuk buku solo saya, rencananya seperti ini:

15-28 Oktober 2020 - naskah sesuai format buku dituntaskan
29 Oktober - 7 November - proses pengeditan dan menghubungi penerbit 
7-13 November 2020 - promosi buku melalui media sosial dan blog.
14 November 2020 - buku solo ketiga saya, insyaallah terbit.

Support yang Dibutuhkan Agar Proyek Terlaksana

Untuk antologi IP Sumut tentunya sangat membutuhkan dukungan dari ketua komunitas, dan seluruh member Ibu Profesional. Baik HIMA, komunitas dan bisa juga Sejuta Cinta. Hal ini yang belum terlihat dalam proyek ini. Rencananya dalam minggu ini saya akan intens merayapi jalur-jalur komunikasi dengan mereka.

Saya bersyukur sekali bisa berada di dalam Gugus Bintang Penjelajah ini. Sebab saya jadi lebih serius dan tidak melupakan kelanjutkan proyek, hiks. 

Untuk buku solo saya, sebenarnya saya sedikit oleng di tiga minggu ini. Sebab salah satu home support system saya, ART yang bisa membantu tiba-tiba pulang kampung dan tidak bekerja lagi. Maka duduk tenang di jam bekerja seperti biasa tidak bisa lagi saya lakoni.

Saya mesti membagi waktu antara pekerjaan rumah tangga, mengurusi si bungsu yang masih berusia 3 tahun, tugas-tugas WFH kampus, dan passion menulis blog/buku setelah semuanya beres. 
 
Scorpio Mom & Her Libra Boy

Kolaborasi dan Bentuknya

Untuk antologi IP Sumut tentunya sudah sedari awal berkolaborasi dengan teman-teman member Rumlit, selanjutnya dengan teman-teman komunitas, HIMA dan Sejuta Cinta. Meski bentuknya masih berupa ajakan kepada mereka untuk mengirimkan naskah, perlu juga dipikiran bentuk efektif lainnya.

Buku solo saya karena rencananya memang saya sebagai penulisnya, kolaborasinya dengan penerbit yang memang sudah pernah menerbitkan di sana. Namun saya akan sangat terbuka jika diarahkan ke KIPMA, divisi penerbitannya Ibu Profesional. 
 
Sampai saat ini belum ada pembicaraan ke arah sana. Sekadar mengetahui kalau KIPMA dikomandani Mbak Lamia (eh, masih Mbak Lamia-kah?)
 

Sebuah Refleksi

 
Sebagai salah satu Astro di gugus bintang penjelajah buku ini, tentunya saya berharap sekali bisa turut serta berkarya dan dimuatk bareng-bareng dengan astro lainnya di kaledoiskop 2020.

Banyak wawasan yang didapatkan dari ekspedisi rasi bintang dan galaksi yang sudah dilakukan. Seru sekali menyaksikan satu per satu teman-teman astro berproses dan melahirkan karyanya.
 
Berikut jawaban saya:
 

3 hal yang kamu dapatkan selama Gugus Bintang Penjelajah 2020? 

 

  1. Saya beruntung sekali berada di dalam atmosfer yang sama dengan para astro yang punya tekad menerbitkan bukunya
  2. Turut menyaksikan kemajuan demi kemajuan teman-teman dalam berproses dengan karyanya
  3. Merasa ada yang mengingatkan untuk selalu berada di jalur yang benar, tidak melenceng dari niat semula atau terdistraksi yang lain. 
 

Semesta Karya apa yang akan dilakukan di tahun 2021

Setelah proyek antologi IP Sumut yang perdana ini berhasil diterbitkan, insyaallah kami akan bergegas pula menerbitkan tema lainnya. Formatnya masih antologi sembari membantu member Rumlit lainnya yang berencana menerbitkan buku solo pula.
 
Untuk saya sendiri insyaallah akan 2-3 buku solo yang akan hadir di tahun 2021. Celengan ide saya lumayan penuh, selama ini juga sudah rajin menabung tulisan. Mudah-mudahan rencana saya diridai Allah SWT, bisa menerbitkan:
  1. Jadi Ibunya Santri
  2. T30 - 30 Hari Menulis Buku (Refleksi dari perkuliahan BunSay batch 4)
  3. Revisi buku Hukum Dagang dan Bisnis, buku- buku hasil penelitian dan pengabdian masyarakat
 

Bekal (potensi diri) dan support apa yang dibutuhkan agar Semesta Karyamu di tahun 2021 tercapai ? 

Bekal atau potensi diri yang saya butuhkan insyaallah sejauh ini mudah-mudahan sudah lumayanlah untuk menerbitkan buku. Meski dari kecil belajar otodidak, saya tidak berpuas diri begitu saja. Mengikuti beberapa kelas menulis juga saya lakukan demi meningkatkan kualitas dalam menulis.
 
Namun jika IIP berkenan menfasilitasi mengadakan kelas khusus (pemantapan) untuk yang menerbitkan buku akan saya sambut dengan suka cita. 
 
Support yang dibutuhkan agar Semesta Karya di tahun depan, berupa motivasi dan reminder agar saya tetap konsisten dengan tujuan semula. Tuntutan profesi dengan seabrek rutinitas terkadang dapat mengeser target yang sudah dengan susah payah dituliskan. Semoga saya bisa.
 
Demikian refleksi gugus bintang penjelajah buku ala Scorpio Mom, jika ada kesalahan silakan hubungi saya ya, hehe.

Salam literasi, Salam Ibu Profesional!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Co-Housing 3

Pekan kedua membangun struktur organisasi kota Alhamdulillah saya sudah memiliki alamat yaitu Gerha Aksara No. 3, Blok Kepenulisan 3, Cluster 10 (Kepenulisan), Hexagon City. Senang sekali tinggal bersama teman-teman se-passion.

 
Alamat rumah saya di Hexagon City

Saya merasa seperti berenang di air jernih, menghirup udara pegunungan. Insyaallah pastinya yang dibicarakan setiap hari adalah topik menulis. Meskipun saya sudah memiliki banyak grup kepenulisan, namun di kelas Bunda Produktif ini berharap sekali saya melahirkan satu atau dua buku solo lagi.
 

Pilkada di Hexagon City

Hexagon sebuah kota virtual, modern dan dinamis, tempat para calon bunda produktif berdiam, tentunya mesti dipimpin oleh seorang walikota yang terbaik. Nah, pilkada pun digelar. Ada 6 cawalkot yang menyampaikan visi dan misinya. Ada kampanye daring, ada tim sukses lengkap dengan gayanya masing-masing.
 
Adapun saya kebetulan kali ini menjadi penggembira. Literally, ya saya memang gembira mendukung cawalkot pilihan hati. Siapakah dia? Endang Prasdianti. Sosok yang saya kenal di GWA Kelas Bloger KLIP. Sebelumnya kami digabungkan jadi satu dengan teman-teman penulis fiksi dan nonfiksi. Namun dengan alasan ingin menjadi bloger profesional, saat diminta memilih, saya memutuskan bergabung di peminatan bloger.

Mengusung salah satu jargonnya Matang, Ceria dan Optimis, saya kok langsung klik dengan teteh yang satu ini. Orangnya ramah dan kemampuan leadership-nya sudah teruji. Ia memimpin IP Asia, pencetus terbentuknya IP NonAsia, pelopor MLD (Mengenal Lebih Dekat) dan uniknya lagi yang saya suka, saat menerima ilmu baru, tidak lagi menjadi cangkir kosong. Tetapi lakukan knowledge management. 
 
Menurut saya ini so smart. Relevan sekali dengan kondisi terkini ibu-ibu yang doyan belajar macam-macam. Singkat cerita Mbak Endang ini yang paling banyak dipilih para Hexagonia. Meski belum ada pengumuman resminya, belum disahkan dan dilantik, namun data yang masuk akan sulit berubah jika diagram batang suara untuk dia semakin membubung tinggi.
 
Pilkada Hexagon City


 

Harapan untuk Hexagon City

Melalui jurnal pekan kedua ini saya menorehkan harapan, sebagai berikut:
  1. Agar usai pesta demokrasi ini tidak ada lagi faksi-faksi dukung mendukung di antara Hexagonia. Cukup sampai pilkada. Semoga tidak ada geng-geng baru, like or dislike terutama bagi timses dan penggembira yang cawalkotnya tidak terpilih. Sebab hal ini merusak suasana hati. Menghanguskan kebersamaan yang pernah dibina. Tidak dimungkiri ada rasa kesal, kecewa dan anti terhadap teman yang berseberangan dengannya. Normal kok asal tidak berkelanjutan. Kebetulan saya tidak memilih calon berdasarkan emosi kedaerahan semata tetapi dari visi-misi dan profil sang calon. Hal yang mungkin dipertanyakan teman-teman seregional.
  2. Pilkada ini bisa menjadi ajang pembelajaran politik bagi para Hexagonia yang selama ini dibesarkan dalam iklim tidak boleh ngompol alias ngomong politik. Tidak boleh kritik pemerintah, bahkan menjadi salah satu butir CoC yang begitu kuat terhunjam di masing-masing benak pikiran Ipers. Maka bisa dirasakan sendiri bagaimana saat menjalankan pilkada, rasanya campur aduk. Politik tidak untuk dibenci, ia hanyalah salah satu aspek yang ada di antara banyak aspek dalam kehidupan kita semua.
  3. Saya yakin walikota baru akan memimpin dengan sebaik-baiknya. Pengalaman dan dedikasinya tidak diragukan lagi. Yang penting warga menjadi lebih bahagia dengan minatnya, punya karya, lebih produktif dan berdampak.
Selamat ya Mbak Dian... selamat menjadi pemimpin kami. Sebagai salah seorang SAHABAT DIAN tentu saya turut bersyukur atas kemenangan ini. Namun perlu diingat kata-kata bijak dari Mas Anies Baswedan, menang tidak terbang, kalah tidak tumbang.
 

Penutup

Membangun struktur organisasi kota Hexagon telah menampakkan hasil. Saya dan teman-teman sepeminatan telah memiliki cluster, pilkada untuk memilih walikota pun sudah digelar. Saatnya melanjutkan memintal mimpi, agar karya bisa ditelurkan, menjadi semakin produktif.
 
Salam BunPro!
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 



Alhamdulillah saya berhasil masuk ke kelas Bunpro (Bunda Produktif) dan tugas pertama yang harus disetorkan adalah Hexa House tempat saya melabuhkan passion dan produktivitas di bidang menulis.

Rumah yang dikelilingi oleh taman bunga dengan sekitarnya, dengan pagar mungil dan tiang lampu kembar siap menyambut siapapun yang berkunjung untuk bersilaturahmi.

Proses Pembangunan Hexa House

Saya mengunduh gambar PNG kosong yang dibagikan di Google drive di FBG Bunpro. Lalu dengan "kavling" tanah tersebut saya memulai pembangunan rumah ditemani putri nomor tiga yang sarat ide-ide menarik khas anak usia 9 tahun.

"Mi, tempat kita membaca di ruang bermain aja ya... Jadi sambil baca juga bisa sambil main"  kata Ririn dengan mata berbinar-binar. 

"Oks, buat aja, Kak Ririn menata ruang bermain ya, Umi kamar tidur dan dapur." jawab saya tak mau kalah.

Sedikit demi sedikit penambahan element di Canva membuat rumah yang tadinya kosong melompong kini tampak ramai persis seperti rumah yang kami tinggali di dunia nyata, hehe...

Senangnya berimajinasi adalah bisa menambahkan apa saja tanpa ada kekhawatiran tidak cukup dananya sebagaimana jika kita mendirikan custom home di kehidupan riil.

Paling pemilihan elemen free yang benar-benar kami pilih berdua agar tidak disuruh membayar, hihi. Meskipun ada juga rekan yang mengajari lakukan screenshot saja namun sebagai orang yang melek hukum tentu saja hal tersebut tidak pantas dilakukan. 
 
Melanggar hak cipta dan kekayaan intelektual para desainer gambar yang sudah susah payah membuatnya.

Dan inilah Hexa House kami... hasil desain berdua, saya dan Ririn.
 

Nurhilmiyah-hexa-house 
 

Rumah yang Mengutamakan Anak-Anak

Yup, baik di rumah sungguhan, maupun di Hexa House kami tetap memprioritaskan anak-anak. Maka ruang untuk anak itu tidak sebatas kamar tidurnya tetapi meliputi ruang bermain, kamar tidur, ruang keluarga dan halaman belakang.

Insyaallah kalau anak-anak sehat, nyaman dan terjamin ruang geraknya maka saya sebagai bundanya akan bisa lebih produktif dalam menghasilkan banyak tulisan. Baik dalam bentuk buku, artikel, maupun karya ilmiah sebagai insan akademik.
 
Salam bunda produktif, sampai ketemu di tugas berikutnya ya.

 



Alhamdulillah berakhir sudah kelas Bunda Cekatan. Selebrasi digelar dengan megah di dua kanal, FBG IIP dan Ipedia. Tak ada gading yang tak retak, begitupun perayaan yang digadang-gadang bakal wow. Sinyal yang tak bersahabat di mana-mana membuat tontonan menjadi terjeda-jeda.

Tak apa, justru saya mendapatkan insight luar biasa. Bu Septi menghadirkan Mbak Galuh Ayu Anitasari, adik sepupunya Bu Septi sendiri di tengah-tengah video selebrasi online. Mbak Galuh yang sedari lahir mengalami kelainan pertumbuhan, yang mungkin di mata orang lain terlihat tak sempurna, justru ia mensyukuri keadaan dirinya dengan mengatakan bahwa Allah SWT menciptakan dirinya dalam keadaan sempurna.

Aliran Rasa Bunda Cekatan
Worldofghilbi

Mbak Galuh mampu menyelesaikan S1, tak hanya sanggup menghasilkan uang sendiri dengan kripik usahanya, ia membuka lapangan pekerjaan yang menyerap tenaga kerja sampai 15 orang. Fyuhh, malu rasanya karena dulu karyawati saya cuma dua orang, tokonya tutup pula.

Saat ayah Mbak Galuh ditanya, pesannya jika Anda memiliki buah hati seperti Mbak Galuh ini atau berkebutuhan khusus dan yang sejenisnya, jangan merasa malu, jangan disembunyikan. Sebab insyaallah ia pasti memiliki kelebihan yang mungkin kita belum mengetahuinya.

Menurut saya, sosok seperti Mbak Galuh-lah model yang sempurna untuk seekor kupu-kupu cantik. Ya, ia kupu-kupu yang sudah jadi. Semangat hidup dan keceriaannya dalam menjalani hari, wajib diteladani. Terima kasih, Bu Septi dan jajaran pejabat Buncek, terima kasih Mbak Galuh Ayu.

Terlepas dari acara selebrasi Buncek Batch 1 tadi malam, saya ingin merangkum yang saya rasakan selama belajar di tahap kupu-kupu ini. Aliran rasanya sebagai berikut:
  • Filosofi metamorfosis dari tahap telur, ulat, kepompong, kupu-kupu muda hingga menjadi kupu-kupu dewasa yang cantik harus menjadi pelajaran bagi diri saya. Bahwa menuju suatu keadaan yang lebih baik, perlu suatu proses panjang yang membutuhkan kesabaran untuk mencapainya. Lagi-lagi tidak ada yang instan. Semua ada jalannya, ada prosesnya.
  • Telur-telur perlambang diri ini belumlah apa-apa namun menyimpan optimisme dan harapan. Ulat yang buruk rupa, perlambang karakter buruk yang mestinya disadarkan menjadi baik, kepompong yang menahan dirinya tidak koar-koar dulu ke dunia luar, bermakna sabar dan tahan menghadapi aneka ujian, kupu-kupu muda bisa terbang namun masih ringkih, lalu akhirnya menjelma menjadi kupu-kupu yang indah, bisa terbang lebih tinggi ke mana saja. Seluruh rangkaian metamorfosis yang bermakna dalam.
  • Bersama mentor saya seperti memiliki teman yang bisa diajak berbagi, mudah-mudahan silaturahmi di antara kami tetap terjalin dengan baik ke depannya.
  • Membersamai empat mentee yang luar biasa, ada yang giat dan gigih seperti Mbak Rosa, tetap aktif seperti Mbak Nuning, agak pendiam seperti Mbak Ferly dan perlu sentuhan motivasi lagi seperti Mbak Heni, merupakan anugrah tersendiri bagi saya. Tak ada daun yang jatuh jika bukan Allah yang menggerakkannya. Pertemuan kami, interaksi kami pastilah memiliki maksud dan tujuan dari Allah SWT.
  • Kebersamaan membuat video selebrasi regional telah membuka mata saya, bahwa masing-masing teman memiliki sifat dan pembawaan yang berbeda-beda. Memberikan pelajaran bagi saya untuk menjadi pribadi yang tetap santun, respek pada semua orang dan menginspirasi tanpa harus menggurui.

Selamat terbang lebih tinggi, Teman-teman... semoga ilmu yang selama setengah tahun diterima bisa menjadi ilmu yang bermanfaat untuk keluarga. Selamat menuju tahap selanjutnya ya.

Salam ibu profesional











Warna Terbaik Versi Diri Sendiri

Pekan ini sungguh luar biasa, mentor dan mentee diminta untuk saling jujur, setelah mencapai Master Mind minggu lalu, terutama jujur terhadap diri sendiri. Mewarnai kupu-kupu dengan warna terbaik versi diri sendiri. Saya memilih warna kuning kejinggaan. Kuning perlambang sunrise yang cerah ceria dan jingga pertanda semangat yang membara. Insyaallah sukses dan bahagia.

jurnal minggu ke-6
Kupu-kupu saya

Kupu-kupu ini menunjukkan saya turut merayakan keberhasilan kecil yang diperoleh bersama teman-teman mentee dan mentor. Jika menunggu buku solo kami terbit dahulu sebagai syarat merasa sukses dan bahagia mungkin akan lama meraih kegembiraannya dan hal ini mengakibatkan low energy. Namun sebagaimana kata Bu Septi goal-nya di-breakdown menjadi goal-goal kecil yang memungkinkan dan realistis untuk dicapai.

Kemajuan Mentee

Membersamai keempat mentee saya, jujur saya merasa kurang optimal mengadakan forum-forum intens yang menggerakkan mereka. Namun saya berpikiran positif bahwa masing-masing dari kami saling memahami niat baik.

Mbak Rosa: naskah bukunya sudah sampai penerbit

jurnal minggu ke-7
Surat cinta untuk Mbak Rosa


Surat cinta dari Mbak Rosa untuk saya, terima kasih Mbak Rosa


Mbak Nuning: masih merampungkan naskah buku yang ditulis bersama suami dan anaknya

Surat cinta untuk Mbak Nuning

Apresiasi dari Mbak Nuning, terima kasih ya


Mbak Ferly: naskah buku sudah selesai tinggal mencari penerbit yang sesuai

Surat cinta buat Mbak Ferly


Mbak Heni: mengumpulkan semangat untuk konsisten menulis

Surat cinta untuk Mbak Heni

Menurut saya masing-masing mentee mengerti kemajuannya tetap saya perhatikan kendati tidak terlalu intens. Semangat menulis buku masih terpatri di dalam sanubari. Saya menilai masing-masing menggunakan hati.

Kemajuan Saya Sendiri

Surat buat mentor saya, Mbak Linda

Sampai di tahap ini sesekali saya bertanya pada mentor. Dan beliau menjawab pertanyaan saya lewat messenger. Sepertinya lebih efektif demikian dan Mbak Linda selaku mentor juga fast response walaupun kami dipisahkan waktu WIB dan WITA.

Surat cinta dari mentor saya, Mbak Linda

Insyaallah mentoring dengan Mbak Linda akan saya jadikan pengingat untuk terus berusaha sebaik-baiknya dalam memantau gizi Royyan dan Rausyan.



Demikian tulisan saya untuk jurnal minggu ketujuh ini. Mudah-mudahan setelah ini saya bisa berkarya lebih baik lagi. Menerbitkan buku ke-3 dan ke-4 saya, juga tetap menaruh perhatian yang besar terhadap gizi anak-anak.


Salam ibu profesional,
Nurhilmiyah

#terimakasihmentor
#terimakasihmentee
#jurnalke7
#tahapkupukupu
#buncek1
#institutibuprofesional













Alhamdulillah sudah sampai di jurnal minggu keenam. Meski tetap sibuk setiap harinya. Insyaallah yang namanya berproses meningkatkan kualitas diri harus tetap memiliki porsi dalam agenda saya. Minggu ini bersama mentee dan mentor kami saling memberikan testimoni tentang kemajuan masing-masing. Baik di bidang menulis buku bersama mentee, maupun tema gizi anak bersama mentor saya.

Jurnal Minggu ke-6
Analog saya dari Mentee Rosa / Good Smile Company


Saya dan Mentor


Sabtu lalu mentor menanyakan ke saya, kira-kira kalau dihubungkan dengan cuaca seperti apakah cuaca yang pas untuk merepresentasi beliau. Maka saya dengan mantap menjawab mentari pagi. Yup, mentor saya cocok dideskripsikn demikian. Sebab setiap diskusi dengannya saya menemukan semangat untuk lebih optimal lagi mengawal gizi anak.

Mentari pagi itu simbol harapan, pertanda hari baru, sunrise, dan tentunya spirit baru. Insyaallah demikianlah perasaan saya terhadap sang mentor.

Saya dan Mentees


Di GWA Kita Bisa Menulis Buku, saya melemparkan pertanyaan, jika direpresentasikan dengan tumbuhan kira-kira saya seperti apa. Sebelumnya Mbak Rosa mentee yang paling rajin mengirimkan pesan messenger FB ke saya.

Salah satu isinya mengenai sosok yang mewakili saya sebagai mentor. Yaitu Professor Albus Dumbledore. Wah beliau itu kan seseorang yang bijaksana dan paling disegani di Hogwarts, sekolahnya Harry Potter.

Tersanjung sekali mendapatkan analog demikian, meski saya merasa belum bisa sekeren Mr. Dumbledore tapi insyaallah menjadi pengingat untuk saya agar tak kenal lelah memberikan bimbimgan dan juga terus menerus memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri khususnya dalam bidang menulis buku.


Fokus Kemajuan dan analog saya



Saya bersyukur bisa melalui tantangan Blog Jadi Buku Batch 2 dengan lancar. Meski bela-belain banget untuk bisa menulis di tengah-tengah revisi koreksian UAS yang bikin lelah hayati, hiks. Insyaallah masuk tahap pengeditan dan menurut saya kalau mau sesuai dengan buku standar Dikti mesti digenapkan hingga 200 halaman.

Ke depannya saya ikutan lagi Blog Jadi Buku Batch 3, kali ini saya ingin membuat modul kuliah Hukum Tata Negara. Kalau batch 2 tentang buku Bahasa Indonesia Hukum, yang merupakan gabungan dari T30 saya dan challenge Blog Jadi Buku Batch 2.

Bismillah semoga Allah SWT meridai target-target saya. Amin.










Newer Posts Older Posts Home

Search

ABOUT ME

Pecinta buku dan pembelajar seumur hidup

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Kontak Saya
  • Kiat Sukses Kuliah Bagi Mahasiswa Baru
  • Mewaspadai Maraknya Penculikan Anak
  • Menumbuhkan Motivasi Internal
  • Review Kedua: Jurnal Membangun Tim Yang Solid
  • Membangun Struktur Organisasi Kota Hexagon Dengan Bahagia
  • Merefleksi Emansipasi Kartini
  • Menggandakan Ikhtiar Demi X-tra Happy
  • Ibu Pembaharu Saling Review Saling Membantu
  • Berpikir Tertib dengan Sixthinking Hat

Pageview

Archives Blog

  • ►  2023 (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2022 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  April (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2021 (22)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  March (2)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ▼  2020 (34)
    • ▼  December (3)
      • Menggandakan Ikhtiar Demi X-tra Happy
      • Melipatgandakan Upaya Di Zona XtraMiles
      • Menyiapkan Diri Berkomunitas Dengan Sebaik-baiknya
    • ►  November (1)
      • Berbahagia Di Rumbel Literasi IP Sumut
    • ►  October (4)
      • Membangun Pondasi Karakter Hexagonia
      • From Cousing House To "Passion To Nation"
      • Jurnal Refleksi Gugus Bintang Penjelajah
      • Membangun Struktur Organisasi Kota Hexagon Dengan ...
    • ►  September (1)
      • Membangun Hexa House Bersama Ananda
    • ►  July (2)
      • Aliran Rasa Tahap Kupu-Kupu
      • Pekan Penuh Cinta
    • ►  June (4)
      • My Master Mind
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (4)
    • ►  February (12)
  • ►  2019 (1)
    • ►  October (1)
  • ►  2014 (1)
    • ►  February (1)

Categories

  • Aktivitas 2
  • BIntang Penjelajah 1
  • Bunda Produktif 12
  • Campus Life 3
  • Catatan 5
  • Dongeng 1
  • Ibu Pembaharu 14
  • Ibu Profesional 8
  • Ide 1
  • Inspirasi 4
  • Law Studies 1
  • Parenting 3
  • Psikologi 1
  • Sambut Semai 2020 2
  • Tahap Kupu-Kupu 6
  • Tips 1
Nurhilmiyah. Powered by Blogger.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Follow Me

@nurhilmiyah14

Copyright © Catatan Ide dan Inspirasi. Designed by OddThemes