Sumber: CalonMahasiswa |
Oleh: Nurhilmiyah, SH., MH
Dosen Kopertis Wilayah I Sumut – Aceh dpk (dipekerjakan) pada Fakultas
Hukum Universitas Asahan sejak T.A. 2005/2006
Ketua Program Studi Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Asahan
Dosen pada Fakultas Hukum UMSU sampai sekarang
Kepala Bagian Hukum Perdata.
(Tulisan ini pernah dimuat di Harian Metro Asahan, 10 Agustus 2013)
Menyandang gelar sebagai mahasiswa adalah suatu prestise tersendiri bagi alumni SMA. Banyak dari mereka karena berbagai faktor tidak memiliki kesempatan menduduki bangku kuliah. Peluang menjadi seseorang yang kelak bertitel sarjana kini telah berada di depan mata. Tugas serius yang membentang dihadapan seorang mahasiswa baru adalah bagaimana ia menguasai bidang ilmu yang menjadikannya mumpuni di bidang tersebut pada masa yang akan datang. Ibarat menyusun sebuah puzzle setiap waktu ia menyusun keping demi keping potongan ilmunya sehingga pada akhirnya nanti ia menemukan potret utuh kemampuannya sebagai seseorang yang telah lulus kuliah dan siap menerapkan ilmu pengetahuannya di dunia kerja.
Berdasarkan Pasal 1 ayat
(1) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional atau lazim disebut UU
Sisdiknas, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Jadi peserta didik dalam hal ini mahasiswa diharapkan memiliki
kesadaran penuh dan perencanaan yang matang untuk meraih cita-citanya
menjadi orang-orang yang terdidik/terpelajar.
Apa jadinya jika mahasiswa tidak memiliki kesiapan dalam menyelesaikan
studinya. Hari-hari kuliah dilewatkan begitu saja tanpa kesungguhan,
maka yang terjadi kemudian adalah ruang-ruang puzzle pencapaian ilmunya
yang kosong, tidak lengkap.Menyandang gelar sebagai mahasiswa adalah suatu prestise tersendiri bagi alumni SMA. Banyak dari mereka karena berbagai faktor tidak memiliki kesempatan menduduki bangku kuliah. Peluang menjadi seseorang yang kelak bertitel sarjana kini telah berada di depan mata. Tugas serius yang membentang dihadapan seorang mahasiswa baru adalah bagaimana ia menguasai bidang ilmu yang menjadikannya mumpuni di bidang tersebut pada masa yang akan datang. Ibarat menyusun sebuah puzzle setiap waktu ia menyusun keping demi keping potongan ilmunya sehingga pada akhirnya nanti ia menemukan potret utuh kemampuannya sebagai seseorang yang telah lulus kuliah dan siap menerapkan ilmu pengetahuannya di dunia kerja.
Ironisnya, waktu terus saja berjalan tanpa
bisa ditunda. Semester terus bertambah, hingga ada istilah “semester
melayang”, atau MA (Mahasiswa Abadi) bagi mahasiswa yang tidak tepat
waktu menuntaskan SKS (Sistem Kredit Semester)nya. Usia pun merambat
naik tanpa henti, belum lagi desakan dari pihak orang tua agar segera
lulus kuliah, karena pada umumnya setelah kuliah agenda berikutnya
adalah bersaing merebut lowongan pekerjaan. Setelah bekerja, rencana
untuk melangsungkan pernikahan pasti menanti.
Meski proses demikian tidaklah harus persis sama dan sebangun, bisa menikah dahulu baru bekerja atau lulus kuliah tetapi konstruksi budaya di masyarakat kita terlanjur memersepsikannya secara serial seperti itu. Lulus kuliah, bekerja, lalu menikah. Lama lulus berakibat telat mendapatkan pekerjaan,efeknya menjadi lama membangun rumah tangga. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan kiat sukses kuliah bagi mahasiswa Perguruan Tinggi, sebenarnya tidak hanya ditujukan bagi mahasiswa baru tetapi juga bagi mahasiswa yang sudah lebih dahulu berada di kampus. Kiat-kiatnya adalah sebagai berikut: pertama, temukan cara belajar Anda.
Meski proses demikian tidaklah harus persis sama dan sebangun, bisa menikah dahulu baru bekerja atau lulus kuliah tetapi konstruksi budaya di masyarakat kita terlanjur memersepsikannya secara serial seperti itu. Lulus kuliah, bekerja, lalu menikah. Lama lulus berakibat telat mendapatkan pekerjaan,efeknya menjadi lama membangun rumah tangga. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan kiat sukses kuliah bagi mahasiswa Perguruan Tinggi, sebenarnya tidak hanya ditujukan bagi mahasiswa baru tetapi juga bagi mahasiswa yang sudah lebih dahulu berada di kampus. Kiat-kiatnya adalah sebagai berikut: pertama, temukan cara belajar Anda.
Baca juga: Kenapa Mahasiswa Harus Ikut PKM
Menurut Dryden dan Vos dalam bukunya The Learning
Revolution belajar itu akan efektif kalau Anda dalam keadaan fun. Maka
berusahalah untuk menciptakan suasana yang kondusif dengan hati Anda.
Bisa membaca sambil mendengarkan musik, dengan alunan instrumental Kenny
G, Mozart atau Yanni. Belajar di ruangan yang hening tanpa gangguan
suara berisik, Anda sendirilah yang tentunya paling memahami bagaimana
kondisi yang menyenangkan itu.
Kedua, jadikan kegiatan kuliah menjadi suatu kebutuhan yang penting bagi
Anda.
Soedarso dalam bukunya Tips Sukses Studi Proses Aktif Mengikuti
Kuliah Mendengarkan dan Mencatat Basis Belajar menekankan bahwa
mengikuti kuliah dan membaca buku adalah kegiatan yang saling
melengkapi, tetapi tidak saling menggantikan. Dengan hadir mendengarkan
kuliah dari dosen, mahasiswa dapat mengetahui hal-hal penting yang harus
dipelajari. Mahasiswa akan lebih mudah menguasai ilmu dan terlibat
dalam diskusi bersama dosen dan rekan-rekannya daripada ia hanya belajar
sendirian. Kuliah membantu mahasiswa menemukan pemikiran kritisnya.
Dalam ruang kuliah cara belajar mahasiswa dibantu oleh berbagai perasaan
yaitu; melihat dosen menjelaskan hal-hal penting, mendengarkan nada
suara dan penekanannya di sana sini, sambil mahasiswa mencatat materi
yang dianggap essensial. Mengikuti kuliah adalah cara yang pas bagi
mahasiswa untuk mengenal topik bahasan baru, meningkatkan minat, dan
menyerap informasi terkini.
Ketiga, memahami tipikal dosen. Dalam mengikuti perkuliahan mahasiswa
perlu mengenal dan memahami tipe dosen-dosennya. Tentunya mengenal yang
dimaksud bukanlah sampai mengetahui seluk beluk pribadinya karena itu
telah menjadi bagian dari ruang privasi seseorang. Stephen R. Covey
dalam buku populernya The 7 Habits of Highly Effective People (7
Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif) berpendapat bahwa sangat efektif
apabila kita berusaha mengerti orang lain terlebih dahulu baru minta
dimengerti. Kaitannya dengan dosen yang memberikan kuliahnya, tidak
salah bagi para mahasiswa berusaha mengerti kebiasaan dosennya. Setelah
mengikuti kuliah seorang dosen beberapa kali, mahasiswa pasti dapat
merasakan naik turun intonasi suaranya, bahasa, organisasi materi
kuliahnya, dan hal-hal yang dapat Anda jadikan catatan untuk lebih
memahami kuliah yang diajarkannya.
Mahasiswa jadi lebih mengenal cara
dosen memberikan penilaian, kedisiplinan dosen, tata tertib yang wajib
dipatuhi ketika dosen tersebut mengajar di depan mimbar akademik.
Sehingga jika mahasiswa mengenal dengan baik kebiasaan-kebiasaanya
dosennya, ia dapat menghindari kemungkinan penyebab ketidaksukaan dosen
tersebut. Perlu diwaspadai, berawal dari tidak menyenangi dosennya
akhirnya mahasiswa juga dapat kehilangan minat belajarnya di suatu mata
kuliah.
Mahasiswa yang mengenal dosennya dapat mementahkan istilah-istilah dosen
killer, tidak bersahabat dengan mahasiswa dan sebagainya. Untuk hal
yang satu ini dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2009
tentang Dosen juncto Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, yang mengikutsertakan mahasiswa sebagai salah satu unsur penilai
persepsional portofolio sertifikasi dosen, maka selayaknya dosen
memperlakukan mahasiswa dengan baik.
Rendahnya angka penilaian
persepsional mahasiswa terhadap dosen memungkinkan dosen tersebut tidak
lulus sertifikasi dosen. Ada sinergi yang positif antara dosen dengan
mahasiswanya sebagai civitas akademika yang saling terkait dan berada
dalam suatu sistem, dosen sebagai fasilitator belajar dan mahasiswa
selain sebagai peserta didik, juga diposisikan sebagai mitra belajar.
Keempat, buatlah manajemen catatan kuliah. Coret-coretan yang Anda buat
pada waktu kelas berlangsung bisa jadi adalah hal-hal yang pokok. Meski
ada pula tipe dosen yang melarang mahasiswa mencatat selagi ia
menerangkan materi kuliahnya. Tetapi lazimnya, dengan hanya duduk
mendengarkan dosen berceramah, apalagi kalau cara menyampaikannya enak,
tak terasa waktu membawa mahasiswa ke akhir jam kuliah.
Alangkah sayangnya apabila materi yang enak didengarkan itu tidak ada pertinggalnya untuk mahasiswa. Memang, waktu mendengarkan kuliah, materi terasa mudah dimengerti tetapi ingatan itu tidak akan lama tertanam di benak Anda. Selang beberapa minggu kemudian ia akan hilang, padahal dosen mengharapkan Anda menyimpannya dalam waktu yang lama. Maka mau tidak mau Anda harus membuat catatan yang baik. Menurut riset di Amerika Serikat, mahasiswa yang banyak membuat catatan dapat lebih banyak belajar dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak mencatat.
Pentingnya mencatat / Kinibisa |
Alangkah sayangnya apabila materi yang enak didengarkan itu tidak ada pertinggalnya untuk mahasiswa. Memang, waktu mendengarkan kuliah, materi terasa mudah dimengerti tetapi ingatan itu tidak akan lama tertanam di benak Anda. Selang beberapa minggu kemudian ia akan hilang, padahal dosen mengharapkan Anda menyimpannya dalam waktu yang lama. Maka mau tidak mau Anda harus membuat catatan yang baik. Menurut riset di Amerika Serikat, mahasiswa yang banyak membuat catatan dapat lebih banyak belajar dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak mencatat.
Mereka yang mencatat dapat mengingat lebih banyak 2 sampai 7 kali. Ada untungnya juga apabila sesama mahasiswa saling membandingkan catatannya masing-masing dengan catatan temannya. Hal ini untuk menghindari subyektivitas yang berlebihan karena tiap-tiap orang memiliki kekhasan dalam pemilihan kata, penyerapan persepsi dan struktur catatan. Kesalahan mencatat bisa diminimalisasi dengan saling mengoreksi catatan dan berdiskusi diantara mahasiswa. Kiat terakhir adalah milikilah pikiran dan sikap positif.
Adapun
contoh-contoh bersikap positif menurut Soedarso ketika mengikuti
perkuliahan adalah: menumbuhkan minat terhadap materi kuliah,
dengarkanlah dosen dengan rasa ingin tahu yang besar, menerima ide
orang lain meski tetap secara kritis, jangan terpusat pada detail karena
justru akan mengaburkan garis besar topik bahasan, memperkaya diri
dengan ide dan informasi baru, jangan terganggu dengan penampilan fisik
dosen karena hal tersebut akan mengalihkan Anda dari konsentrasi
menyerap apa yang disampaikannya, pahami saja bahwa tiap orang itu
memang berbeda-beda, jangan buru-buru menyalahkan pembicara dalam hal
ini bisa jadi rekan Anda sedang ditugaskan untuk mempresentasikan
makalahnya.
Mendengarkan dengan baik adalah suatu cara untuk menguasai
pembicaraan. Jangan ikut ngobrol ketika dosen menerangkan. Kendalikan
teman di sebelah Anda dengan ramah agar tidak membuyarkan fokus Anda
mendengarkan dosen.
Jadi dalam meraih tujuan akhir kuliah yaitu menguasai ilmu pengetahuan,
memperoleh gelar sarjana, dan meraih kesuksesan, mahasiswa sebaiknya
senantiasa menginternalisasikan pikiran dan sikap yang positif dalam
kesehariannya. Terkait dengan pikiran positif, Ibrahim Elfiky, motivator muslim dunia dalam buku Internastional Best Seller-nya, Terapi Berpikir
Positif, mengungkapkan tentang pentingnya berpikir positif. Apa yang
Anda alami hari ini adalah dampak dari pikiran Anda kemarin.
Apa yang
akan Anda alami esok hari adalah dampak dari pikiran Anda hari ini.
Pikiran yang sedang Anda bayangkan saat ini sedang menciptakan kehidupan
masa depan Anda. Mudah-mudahan kiat sukses kuliah dalam tulisan ini
memberikan motivasi bagi Anda para mahasiswa.
Selamat belajar semoga
sukses.
36 comments
bener banget harus rajin hadir, mendengar, memabca ulang dan mencatat haha jadi ingat dulu buku catatanku paling laris dipinjam menjelang ujian ahaha
ReplyDeleteMbak Uli mahasiswi yg rajiiin yahh, hehe
DeleteUstaz Aam sering bilang nih, ikatlah ilmu dengan mencatatnya
ReplyDelete"Mereka yang mencatat dapat mengingat lebih banyak 2 sampai 7 kali."
Asalnya dari perkataan 'Aliy bin Abi Thalib, Mbak
DeleteAku termasuk tim yang rajin mencatat saat belajar. Segala sesuatu yang ditulis dengan tangan buatku jauh lebih mudah diingat dibandingkan diketik. Ada benarnya sebuah nasehat, "Ikatlah ilmu dengan tulisan."
ReplyDeleteSelain itu, aku sangat anti belajar sambil bercanda. Dijamin, nggak akan menghasilkan apa-apa. Konsentrasiku sangat mudah terdistraksi, soalnya. Mungkin orang lain melihatnya cenderung kaku, ya. Perubahan gerakannya cuma menulis, menatap dosen, menulis, menatap dosen, hahaha ...
Sama Mbak,, saya juga gitu. Bloger juga gitu kan kl lg menyerap informasi di event, hehe
DeleteAku dari zaman sekolah dulu udah kebiasaan mencatat dan emang kerasa waktu itu membantu aku mengingat lebih lama. Sekarang kalau ada event pun aku berusaha mencatat poin - poin, dan akhirnya memudahkan pas nulisnya.
ReplyDeleteManajemen catatan mensupport kesuksesan jg ya Mbaj
DeleteSemoga para MABA semakin semangat belajarrr , berkarya dan beraktivitas.
ReplyDeletemereka calon pemimpin bangsa ini
Yup bener banget, generasi emas ya
DeleteArtikel yang runut dan mudah dipahami, Mbak..sangat memotivasi. Semoga maba sekarang makin semangat ya, mengingat tingkat persaingan kerja yang makin tinggi.
ReplyDeleteAduduh,, sayatuh kl Mbaky Dian yg komen knapa ya... Jd tambah semangat, hehe... Tulisan 7 thn lalu ini Mbak, cm prinsip²nya msh nyambunglah
DeleteWo, bagus banget deh pesan ini. Zaman kuliah aku juga suka banget mencatat perkuliahan dan sering merapikan catatan dengan pinjam catatan teman. Super banget motivasi ini ya.
ReplyDeleteMakanya mbaknya bisa jd bloger yahh, rajin nyatet
DeleteBaca postingan ini membawa ingatan saya melayang pada masa semasih menjadi mahasiswa. Syukurnya saya bisa lulus kuliah sesuai target tidak lebih dari 4 tahun. Btw benar nih, pemahaman orang Indonesia kebanyakan kayak gitu ya lulus, kerja, nikah padahal alurnya nggak mesti gitu juga ya, hehe
ReplyDeleteKonstruksi budaya yang diciptakan masyarakat kita seringnya demikian, Mbak
DeleteSaya kuliah start 2005 itu masih rajin banget mencatat. Masuk 2007 saya malah lebih senang mengetik di laptop. Waktu itu kan lagi musim banget tu laptop HP mini, udah kayak buku aja bisa digendong kemana-mana. Mengetik di laptop juga lebih cepat menurut saya. Meski demikian, cara konvensional dengan mencatat itu akan tetap berguna sepanjang masa. Mencatat itu memungkinkan kita menghapal 3x, yaitu mendengar materi dari dosen, menulis ulang, dan membacanya kembali.
ReplyDeleteDi tahun itu saya mulai jd dosen Mbak Mutia, hehe. Sip, menghapal 3x yaa
Deletehuwa jadi ingat skripsi yang belum kelar wkwkwk
ReplyDeletesemangat mahasiswa setelah itu bisa kerja dan bebas.
Serius, skripsi belum kelar? Mbak Nyi ini pemenang lomba blog di mana2 loh,, pinter pasti
DeleteTerima kasih sharingnya mbaak... Sy berencana kuliah tahun ini.. Karena dulu sy tidak ada kesempatan untuk kuliah. Sekarang, sy pengeen..
ReplyDeleteAlhamdulillah,, semoga Allah mudahkan ya Mbak
DeleteTerima kasih sharingnya mbak. Jadi ingat zaman-zaman kuliah dulu. Gimana rapinya catatan kuliah saya, hahahha. Dan selalu jadi andalan teman-teman yang ketinggalan mencatat.
ReplyDeleteWah..wah.. pantesan kini mbaknya jadi bloger terkenal ya di daerahnya
DeleteWahhh ini saya beberapa waktu terakhir, berpikir buat kuliah lagi. Semoga dengan mampir dan baca artikel ini, bisa jadi salah satu jalan doa, aminnn
ReplyDeleteSama Mbak... saya pun. aamiin
DeleteBaca-baca ini bikin inget masa-masa pertama kuliah dulu. Superduper galau karena khawatir gak bisa ngikutin materi perkuliahan. Alhamdulillah semua udah lewat. Andai dulu udah banyak internet kayak sekarang, pasti aku baca-baca tulisan seperti ini.
ReplyDeleteSaya berinteraksi dg inet pertama kali thn 2000 Mbak, bikin email pertama sama mirc chit-chat gituu... Blm kepikiran browsing info dan ilmu
DeleteTernyata harus rajin hadir dan juga lebih memahami dosen itu intinya ya kalau pingin cepat lulus. Terimakasih kasih mba info nya, kebetulan tahun ini anakku masuk kuliah.
ReplyDeleteKalau sistem penilaian sekarang, gak hadir 4x nilai otomatis E
DeleteAgak berat juga ya kalau dosennya cantik dan ganteng to the max, kalau ada aturan jangan terlalu memperhatikan penampilan dosen.. hahaha.. taoi saya setuju, Mba kalau mencatat memudahkan kita untuk me-recall kembali apa yg diterangkan dosen.
ReplyDeleteHaha, jadi ingat drama Indonesia Assalamu'alaikum Calon Imam, di situ Miller jadi dosen yg ganteng maksimal, bikin mhswi kesengsem
DeleteBenar banget. Kebiasaan baik dan adab belajar yang baik semasa kuliah, memberi dampak baik juga setelah lulus dan memasuki dunia kerja ya Mba.
ReplyDeleteFuture is bought by present. Jadi keadaan di masa yang akan datang sedikit-banyak ditentukan dari semasa mahasiswa sih Mbak...
DeleteJaman kuliah, catatanku malah sering ilang dipinjem teman mba..hihi...tp bnr banget yg mba blg penampilan dosen terkadang malah jadi bahan salfok mahasiswa. Trus di gibahin mahasiswinya, gibahnya di wa group malah pas jam belajar berlangsung...sesekali cb liat mahasiswa yg pegang2 hp sambil senyum-senyum mba. Hehehe
ReplyDeletejaman kuliah saya malah cuma suka dengar aja, untuk nulis nggak terlalu. ternyata begitu ya
ReplyDeletePesan dimoderasi. Terima kasih telah berkomentar. "You are what you comment"