Batal Ganti Nama

nurhilmiyah-fadlimia
Pilihan nama-nama / Orami Parenting

Dahulu waktu masih duduk di kelas IV SD, saya pernah mengajukan ganti nama ke ayah dan ibu. Alasannya, kata guru nama saya susah disebutkan. Saya minta diberi nama pengganti Novi atau Nova. Kebetulan lahir di bulan November, kan pas tuh namanya Novi.

Apalagi kelas kami saat itu kedatangan murid baru yang bernama Nova. Anaknya cantik, rambutnya panjang, ikal. Orangnya keindo-indoan. Mirip bule. Segera saja Nova menjadi idola anak kelas empat. Meski yang pegang rangking satu selalu saya, Nova si murid baru langsung masuk sepuluh besar. Sepertinya semua anak ingin jadi temannya. Berbekal kesan bahwa yang namanya Nova itu cantik, pintar dan banyak temannya, saya pun ingin memiliki nama demikian.

Tentunya saat itu saya belum mengerti kalau ingin mengganti nama itu harus mengajukan permohonan penggantian nama ke Pengadilan Negeri. Sebab menurut ketentuan hukum Perdata ada beberapa peristiwa hukum dalam kehidupan manusia yang perlu dilakukan pencatatan. Apa saja? Ini dia...

1. Kelahiran

2. Perkawinan

3. Perceraian

4. Kematian

5. Penggantian nama

6. Pengangkatan Anak

7. Pengesahan Anak


Menanggapi keinginan anak usia 10 tahun yang ingin mengganti namanya, ibu saya hanya tersenyum, ayah yang menjelaskan dengan panjang lebar. Bahwa nama itu adalah doa. Ada harapan kebaikan di dalamnya. Agar anak yang disemati nama indah itu mudah-mudahan dapat menyesuaikan sifatnya dengan arti nama. Ayah dan ibu berkewajiban menghadiahkan nama terbaik bagi anaknya.

Nama ayah saya Abdul Halim Ibrahim. Al Halim itu bagian dari asmaul husna yang berarti Maha Penyantun. Sama maknanya dengan Maha Pengasih, Maha Penyayang. Adapun Ibrahim adalah nama kakek saya.

Ibu saya bernama Nur Aisyah. Jadi Nur yang menjadi nama depan saya berasal dari nama beliau. Digabungkan dengan nama ayah saya, halim, hilmi, hilmiyah. Jadilah Nurhilmiyah. Cahaya kesantunan, kelembutan, kira-kira demikian. Mendengar penjelasan ayah saya, akhirnya saya bisa menerimanya.

William Shakespeare boleh mengatakan, "What's in a name? That's which we call a rose, by any other name would smell a sweet." Namun bagi saya pribadi, menyesuaikan sifat dengan nama, menjadi tantangan tersendiri. Jika saya terpaksa bersikap yang berseberangan dengan nama, seolah-olah arti nama itu menjadi self reminder. Yang jelas, di hari akhir kelak semua manusia akan diabsen nama-namanya. Bersyukurlah bila orangtua memberi nama yang bermakna baik.

fadlimia nurhilmiyah
Tokopro


Ngomong-ngomong soal nama, kebetulan ada tips memberikan nama anak yang baik nih yang saya telusuri dari laman Muslim.Okezone:

1. Buatlah nama dari dua suku kata

Nama yang terdiri dari dua suku kata lebih disenangi daripada hanya satu suku kata (seperti nama saya Nurhilmiyah yang disambung semuanya, bikin paspor pun payah,, haha).

2. Berikanlah nama dengan makna yang dalam

Seringkali orang kayak asal-asalan saja merangkai nama anaknya. Dari nama tumbuhan, nama latin hewan, ataupun nama-nama plang toko yang mungkin tidak sengaja terbacanya di jalanan. Sebaiknya dihindari, sebab nama buah hati ada doa yang akan selalu kita lantunkan setiap saat kala memanggilnya. Maka sudah seharusnya memberikan nama terbaik apalagi hal tersebut adalah salah satu hak anak yang wajib dilaksanakan kedua orang tua.

3. Utamakan menggunakan nama-nama dari Asma'ul Husna

Abdul Halim, Abdul Latif, Abdul Fattah, Abdul Hafizh adalah sekian nama dari nama-nama yang menggunakan nama-nama Allah SWT (Asma'ul Husna). Namun sudah jarang orang sekarang menyematkan nama-nama indah tersebut menjadi nama putra-putranya. Hal penting yang mesti digarisbawahi adalah, jika menghadiahkan asmaul husna ini sebagai nama anak, sebisa mungkin menyapanya dengan lengkap tanpa meninggalkan kata "Abdul"-nya.

Misalnya namanya Abdul Fattah (Hamba dari Yang Maha Pembuka Rezeki), jangan memanggil dengan sebutan Fattah saja sebab hal itu sama saja dengan memanggil Allah SWT. (Hai, Pembuka Pintu Rezeki... tak pantas, bukan) Tapi sebutlah dengan Abdul Fattah, berarti memang memanggil yang punya nama.

4. Berasal dari nama-nama orang yang saleh

Mempersembahkan nama bagi anak akan sangat baik pula jika memakai nama tokoh-tokoh yang saleh dalam sejarah. Harapannya, agar si anak nantinya memiliki tanggung jawab moral untuk menyamakan profilnya dengan orang yang saleh, yang namanya sama dengannya. Sekali lagi karena nama adalah doa, sedapat mungkin hanya kata-kata yang baiklah yang kita ucapkan dalam memanggil nama buah hati. Agar kesan nama indah tersebut menyelimuti hari-hari si anak.

Teman-teman gimana nih... adakah yang samaan dengan saya? Sempat galau dengan nama sendiri, hihi


fadlimia-nurhilmiyah

Salam literasi


17 comments

  1. Aminn. Bersyukur namaku dibikin Andre yang harapannya selalu dinomorsatukan kalau dipanggil guru di kelas. Hehe. Tetap semangat Kak, nama tak selamanya menentukan masa depan kita. Itu kadang cuma sugesti sih menurut ku.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oiya ya, dari karakter huruf A, always duluan yaa kl presensi hehe... thank u for comment

      Delete
  2. Hahhaa.. MasyaAllah dulu mau ganti nama sih ngga tapi agak agak nanya kearah protes. yah... ari kan nama cowok? begitu kira kira hahaha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ponakan saya disapa Ari, Kak... tapi nama panjangnya Muhammad Abizar Ghifari hehe

      Delete
  3. Kalau saya sempet protes sih ke ortu kenapa nama saya agak berbeda dengan kedua saudara krn namanya islami, tapi skrg ambil hikmahnya aja mungkin nama saya punya arti yg lebih baik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nama itu hadiah dari ortu, kan jadi kenang2an dari beliau berdua ya Id...^^

      Delete
  4. Si sulungku saat kelas 1 SD, juga minta ganti nama Karen temennya bilang nama Cheryl itu banyak. Padahal kenyataannya di sekitaran sini gak ad kok yang namanya Cheryl.
    Hahaha, dia mau nama dia itu special. Buat dia aja. Kayak nama adiknya si Hishshah. Hampir tak ada yang namanya begitu.. hihihi

    ReplyDelete
  5. Zaman dulu sampe sekarang banyak yang slah nulis namaku Dyah.. hehehe.. zaman dulu jarang ada nama ribet gini apalagi sampe puanjang. Nyeseknya pas ujian kelamaan buletin kertas jawabannya. hehehe...

    ReplyDelete
  6. Aku jadi ingat waktu aku kecil nama aku Idaman Wati, tapi karena sering sakit akhirnya diganti dengan yang sekarang.

    ReplyDelete
  7. istilahnya potong kambing ya kak kalau mau ganti nama itu.. kalau namaku karena dulu Umi hamil Una pas haji, jadi namaku Muna Arifah diambil dari kata Mina dan Arafah hehe

    ReplyDelete
  8. Cerita kita mirip ya, pengen ganti nama yg lebih modern, secars Husaini Sani
    Manggilnya ada yg Husss... Hahaha

    ReplyDelete
  9. Suami suka ngeledekin soal nama saya yang katanya nggak ada artinya. Namanya ortu saya masih awam dulu, pokoknya tau nama cantik, langsung dikasi ke anaknya, hehe.. InsyaAllah setelah punya anak jadi lebih paham konsep pemberian nama dari suami. Jadilah nama anak-anak kami penuh dengan doa terbaik.

    ReplyDelete
  10. Saya mba dulu mau ganti nama. karena orang jadi manggil sapa pipi...
    diejekin jadi hidung, mata, telinga hiks...

    Tempo hari pas MTQ Kota Medan, saya mau merubah nama anak saya yang bungsu di stan kependudukan. Bukan mengubah namanya sih, hanya mengubah satu huruf saja, dari Nauman menjadi Noumna, hanya a di ganti o, tapi karena harus ke pengadilan ya sudahlah...
    Btw repot gak sih mba mengubah nama di pengadilan?

    ReplyDelete
  11. Waktu SD aku juga ngerasa namaku aneh, Diayu, kenapa gak Ayu? Atau Dia? Ternyata namaku itu ada artinya Diayu Refina artinya Dirgahayu Republik Indonesia. Soalnya aku memang lahir tanggal 17 Agustus 🤭

    ReplyDelete
  12. Saya dulu suka kepikiran tentang arti nama saya. Alhasil daripada nama yang saya pikirkan pada lupa begitu saja. Saya buat cerita deh yang punya nama dengan arti yang bagus. Jadi keuntungannya pas nanti saya punya anak (suatu hari nanti). Tinggal gampang deh dan enggak bingung lagi.

    ReplyDelete
  13. Infonya sangat awak perlukan kak, lagi cari referensi nama anak nih hehe, 😁

    ReplyDelete

Pesan dimoderasi. Terima kasih telah berkomentar. "You are what you comment"