Kami menjalani Tour de Sumbar 2022 selama satu pekan, 24-31 Desember 2022, berangkat dari Medan pagi hari, tiba di Sibolga malam harinya. Lalu melanjutkan perjalanan hari kedua melalui jalan lintas Sumatra lintas barat.
Malamnya menginap di Kota Nopan, lalu perjalanan hari ke-3 ke Bukittinggi, menginap di hotel dekat Jam Gadang satu malam. Esoknya melanjutkan tour ke Padang, menginap di hotel syariah di Padang. Malamnya kami melanjutkan lagi ke Batu Sangkar, tempat Istano Raja Baso Pagaruyung berada.
Menginap di hotel pertama yang dijumpai ketika mobil mencapai turunan. Dan dari Batu Sangkar, kembali lagi di Bukittinggi, terus ke perbatasan Sumatra Utara, menginap di Balige, dan Alhamdulillah Sabtu siang kami sudah tiba kembali di rumah tercinta.
7 Hari 6 Malam Banyak Pelajaran Digenggam
Perjalanan kami dengan squat terdiri dari 6 orang, saya dan suami serta empat anak terhitung touring yang santai. Prinsipnya ketika hari sudah gelap, maka kami mlipir mencari hotel/penginapan/guest house terdekat.
Hari pertama saya memang memesan hotel lewat agen travel online, namun malam kedua dan seterusnya pemesanan dilakukan secara langsung saja dengan bertanya pada resepsionis hotelnya. Apa saja pemaknaan yang didapat dari perjalanan 7 hari 5 malam yang kami jalani sekeluarga?
1. Lebih Merekatkan Hubungan Antar-Anggota Keluarga
Pasangan sutri bekerja seperti kami pada waktu pagi harinya bertemu saat sarapan, lalu dapat bersua lagi pada saat makan malam. Meski saya selalu yang berusaha lebih dahulu tiba di rumah karena harus beres-beres dan menyiapkan makan malam, suami dengan beban kerjanya lumayan padat, sampai di rumah sudah kelelahan, setelah salat magrib biasanya butuh tidur dulu, baru makan malam.
Melalui tour de Sumbar 2022 ini selama sepekan nonstop saya dan suami berkesempatan ngobrol lebih intens dan jadi lebih mengenal lagi karakter pasangan, serta membuat kami jadi makin kompak sekeluarga. Dengan anak-anak juga demikian, satu per satu anak jadi lebih banyak tukar pikiran, curhat, dan bercengkerama bersama, beda dengan rutinitas sehari-hari sedikit sekali ritme interaksinya.
2. Melatih Kesabaran
Berada di dalam mobil terus berjam-jam pastinya bikin anak-anak tidak betah apalagi home team kami ada balitanya, si bungsu. Ketika memang belum sampai di lokasi tujuan di hari itu paling kami menepi di masjid untuk salat jama' qashar sekalian buang air kecil.
Anak-anak dilatih kesabarannya, menunggu hingga sampai ke tempat tujuan. Tidak mudah mengeluh tentang letihnya tubuh karena dalam posisi duduk terus. Kami orang tuanya juga dilatih kesabarannya dalam menghadapi pertanyaan anak-anak kenapa belum sampai juga, rasanya sudah lama sekali.
3. Mengenal Budaya Setempat
Berkunjung ke provinsi lain yang budayanya hanya bisa dilihat di televisi dan di internet menjadi sangat menarik saat melihatnya secara langsung. Senang sekali ketika kami bersantai di Taman Jam Gadang. Jadi mengetahui bahwa banyak pengunjung yang menghabiskan waktunya di area jam kebanggaan kota Bukittinggi ini.
Ranah Minang yang eksotis, bentang alam yang sangat indah, berikut budayanya yang cantik, memberikan pengetahuan kepada anak-anak, begini lho rumah bagonjong atau rumah baanjuang yang biasanya hanya bisa dilihat di kalender-kalender. Demikian pula makanannya yang kaya bumbu, di Bukittinggi ada Nasi Kapau, di Padang ada Nasi Ampera, yang oleh orang luar Minang dikenal sebagai Nasi Padang.
4. Mengasah Jiwa Survival
Enam malam selama turing, kami menempati enam hotel. Hotel Cendana Nur Syariah di Sibolga, Pesanggarahan Pemprov di Kota Nopan, Hotel Indria di Bukittinggi, Guest House syariah Sanaya di Padang, Hotel Satria di Batu Sangkar, Penginapan Pardomuan di Panti, Tapanuli Selatan, hingga akhirnya tidur di rumah lagi malam Ahadnya.
Di antara tempat menumpang tidur di atas, meskipun bayar ada juga yang memberikan pengalaman tidak nyaman kepada kami. Kamar mandi yang jorok, air yang terbatas, fasilitas yang tidak sesuai dengan harga yang kami bayarkan, dan sebagainya.
Semuanya melatih anak-anak untuk punya jiwa survival, mampu tinggal di penginapan manapun tak tidak terganggu dengan hal-hal yang bikin hati sebal. Toh, kamu juga cuma numpang meluruskan pinggang alias tidur, agar esok harinya dapat melanjutkan lagi perjalanan tour de Sumbar 2022 ini.
5. Lebih Menghargai Perbedaan
Bertamu ke "rumah" orang lain tentunya ada tata kramanya. Tidak menghina kebiasaan dan tradisi budaya lokal, tetap menjaga kebersihan, bersikap ramah sewajarnya kepada penduduk setempat. Anak-anak jadi tahu rasa dan tampilan Sate Padang di Medan dan sate di Sumatera barat. Meski menurut saya sama saja, sama-sama enaknya.
Di kawasan wisata turis yang datang tentunya tidak hanya kami, banyak sekali turis domestik dan sesekali tampak turis bule. Banyaknya orang yang dilihat, membuat anak lebih menghargai perbedaan. Bahwa semua manusia diciptakan berbangsa-bangsa agar bisa saling kenalan.
6. Lebih Meresapi Keagungan Allah SWT
Mengarungi alam Sumatra yang luas sekali, melewati hutan diperbukitan, naik turun lembah, dan menyeberangi jembatan adalah hal yang berkali-kali ditemui di sepanjang jalan. Terutama pada malam hari melalui lereng gunung dengan jalan berliku-liku sementara di bawahnya jurang, tanpa ada separator antara jalan dan tepi jurang.
Di titik inilah anak-anak komat-kamit berdoa agar kami selamat dan bisa sampai dengan selamat di tempat tujuan. Terasa sekali bahwa manusia ini lemah dan tiada daya upaya selain mengharapkan pertolongan dari Allah SWT. Benar-benar perjalanan spiritual berjemaah bersama anak-anak.
|
Kami saat berfoto di samping Istana Pagaruyung, Batu Sangkar, Kab. Tanah Datar, Sumatera Barat |
Kesimpulan
Makna dari suatu perjalanan amat sangat banyak dari perjalanan kami sekeluarga Tour de Sumber 2022 lalu. Antara lain merekatkan hubungan anggota lainnya.
Melatih kesabaran, lebih mengenal budaya setempat, melatih kesabaran, mengasah jiwa survival, dan lebih berserah diri kepada Allah SWT.
Ulama mengatakan bahwa kenalilah seseorang dengan mengajaknya safar (bepergian). Sebab pada saat safar itulah akan terlihat watak asli seseorang.
Nah, gimana dengan kamu, ada makna apa dari perjalananan kalian, teman-teman?
Salam semangat!
0 comments
Pesan dimoderasi. Terima kasih telah berkomentar. "You are what you comment"