Alhamdulillah setelah menggelar Zoom meeting 1x, dan chatting di Grup WhatsApp setiap hari, akhirnya kami para ibu pembaharu bisa memahami masalah yang menjadi problem statement Tim Kaizen. Yup, itulah nama tim kami. Gambar siklus di atas huruf I itu sesuai filosofi Kaizen, istilah dari Jepang, yaitu perbaikan terus menerus/berkesinambungan, menerapkan konsep PDCA (Plan, Do, Check, Action)
Oya, tim kami juga sudah punya akun Instagram, yaitu @timkaizen. Please, follow ya, Friends ^^, thank you.
1. Mengapa perlu melakukan komunikasi produktif?
- Karena ingin pesan yang disampaikan dapat dipahami
Mengapa pesan harus dapat dipahami?
-Agar tujuan penyampaian pesan tercapai
Mengapa tujuan penyampaian pesan harus tercapai?
-Agar penerima pesan mudah menangkap maksud dari pesan yang disampaikan
Mengapa penerima pesan perlu mudah menangkap maksud dari pesan yang disampaikan?
-Agar penerima pesan benar dalam mengambil tindakan tanpa merasa dipaksa
Mengapa penerima pesan harus benar dalam mengambil tindakan tanpa merasa dipaksa
- Agar penerima pesan menjalankan isi pesan dengan hati senang
Mengapa penerima pesan menjalankan isi pesan dengan hati senang?
-Agar tindakan penerima pesan jadi optimal (produktif)
2. Mengapa melakukan komprod pada generasi digital native
Karena orangtua sering bermasalah dengan anak jaman sekarang (generasi digital native)
- Mengapa orangtua sering bermasalah dengan anak jaman sekarang?
Karena orangtua tidak memahami anak dan anak gagal memahami orang tuanya
- Mengapa orangtua tidak memahami anak dan anak gagal memahami orang tuanya?
Karena orangtua gagal menyampaikan keinginannya pada anak
- Mengapa orangtua gagal menyampaikan keinginannya pada anak?
Karena orangtua suka berbicara pada anak sambil ngomel
- Mengapa orangtua suka berbicara pada anak sambil ngomel?
Karena orangtua putus asa dan tidak sabar ingin segera dituruti oleh anak
- Mengapa orangtua putus asa dan tidak sabar ingin segera dituruti oleh anak?
Karena orangtua selalu memposisikan dirinya sebagai pihak yang harus didengar dan dipatuhi ucapannya.
3. Mengapa orangtua harus memahami generasi digital native?
J : karena jika tidak memahami akan menimbulkan masalah
Mengapa hal tersebut menimbulkan masalah
J: karena generasi orang tua dan anak berbeda
Mengapa generasi tersebut berbeda
J : karena generasi orang tua dan anak lahir di era teknologi informasi yang berbeda
Mengapa jika lahir di era informasi yang berbeda
J : karena akan berbeda pula karakteristiknya
Mengapa karakteristiknya berbeda
J : karena orang tua umumnya tumbuh sebelum adanya media digital dan anak lahir ketika media digital sudah ada
Mengapa media digital dapat menjadikan karakter berbeda
J : karena dengan adanya media digital karakter anak2 ini salah satunya adalah terbiasa aktif dalam teknologi dan bergantung pada teknologi
4. Mengapa orangtua harus mendampingi generasi digital native?
J : karena agar orang tua/pendidik mempunyai cara dalam mengarahkan anak
Mengapa anak digital native tidak mudah diarahkan
J : karena umumnya mereka berwawasan luas
Mengapa mereka berwawasan luas
J : karena akses terhadap teknologi lebih mudah
Mengapa akses teknologi mereka lebih luas
J : karena mereka lahir umumnya sudah terpapar teknologi sekitar
Mengapa mereka terpapar teknologi sejak lahir
J : karena orang tua dan lingkungan sudah menggunakan media digital
Mengapa orang tua menggunakan media digital
J : karena mereka menggunakan untuk bekerja, belajar, berkomunikasi dan mencari hiburan
5. Mengapa orangtua harus mempersiapkan generasi digital native untuk menjalani masa depannya?
J : karena agar anak bisa mengambil manfaat teknologi dengan optimal
Mengapa teknologi harus dimanfaatkan dengan optimal
J : karena teknologi juga memiliki dampak negative bagi anak
Mengapa anak bisa terkena dampak negative teknologi
J : karena kurangnya pendampingan, komunikasi dan pemahaman orang tua terhadap anak
Mengapa anak bisa kurang pendampingan. Komunikasi dan pemahaman
J : karena orang tua kurang memperhatikan aspek tsb
Mengapa orang tua kurang memperhatikan aspek tsb
J : karena kelalaian orang tua
Mengapa orang tua bisa lalai
J : karena berbagai penyebab diantaranya kurang kepedulian terhadap dampak negative teknologi
6. Mengapa orangtua bisa keliru menerapkan komunikasi produktif ?
J: Karena orang tua berpikir anaknya sama seperti dia dahulu
Mengapa orang tua berpikir menyamakan dirinya dulu dengan anaknya
J: Karena orang tua menyangka jalan yang akan ditempuh anaknya kurang lebih akan sama seperti jalan yang ditempuhnya dulu.
Mengapa orang tua berpikir seperti itu
J : karena kurang pengetahuan mengenai komunikasi dengan anak
Mengapa orang tua kurang komunikasi dengan anak
J : karena tidak menganggap hal tersebut sesuatu yang penting
Mengapa orang tua tidak menganggap hal tsb penting
J : karena kurangnya pengetahuan
Mengapa orang tua kurang pengetahuan
J : karena orang tua tidak mau mengupgrade diri dengan ilmu pengasuhan anak
1. Aktivitas terbanyak manusia adalah KOMUNIKASI, namun belum banyak yang memahami apalagi menjalankan KOMUNIKASI PRODUKTIF berdasarkan fakta yang terjadi di keluarga, lembaga pendidikan, komunitas, kantor, masyarakat, media, dan seterusnya terjadi MISPERSEPSI yang dapat berwujud PERTENGKARAN, DEBAT KUSIR dan lain-lain.
2. Hadirnya generasi digital native yang sangat berbeda dengan orang tua dalam hal frame of environtment maupun frame of experience menuntut kemampuan KOMUNIKASI yang mampu menjembatani kedua generasi agar terhubung secara HARMONI dan ber SINERGI
3. Kekuatan KOMUNIKASI PRODUKTIF mampu membangkitkan produktifitas siapa saja yang terlibat di dalamnya termasuk generasi baru (digital native) yang akan menjadi pemimpin kedepannya, maka perlu secara serius menerapkan pola KOMUNIKASI PRODUKTIF serta menemukan formula bagaimana agar KOMUNIKASI PRODUKTIF dapat menjadi konsen seluruh manusia dalam kehidupannya sehari-hari
4. Maka yang menjadi tantangan kami adalah mengetahui pola KOMUNIKASI PRODUKTIF yang relevan dengan perubahan saat ini serta bagaimana bentuk latihan penerapannya agar menjadi HABIT di setiap orang, keluarga, masyarakat, media, bangsa bahkan dunia.
0 comments
Pesan dimoderasi. Terima kasih telah berkomentar. "You are what you comment"