Cafe atau kafe (KBBI) sangat cocok dijadikan tempat bersantai setelah disibuki seabrek rutinitas selama hari kerja. Kalau nongrongnya bersama teman-teman kantor sih biasa, tetapi kalau nongkinya bareng keluarga nah itu baru luar biasa.
Keluarga kami terdiri dari enam orang, saya, suami, si sulung Rara, si abang nomor dua Royyan, si nomor tiga Ririn, dan si bungsu Rausyan. Jika tidak dalam masa ujian kami pasti mendatangi kafe favorit yang bikin nyaman duduk-duduk dan ngobrol asyik sekeluarga.
Mengapa Jadi Kafe Favorit?
Ada sejumlah alasan mengapa kafe ini menjadi kafe favorit keluarga kami. Berikut alasannya,
1. Tak Begitu Jauh dari Rumah
Jauh dekat sebenarnya relatif, asalkan tidak terlalu jauh sampai keluar kota, mendaki gunung atau naik penyeberangan lautan, hitungannya masih dekat. Kafe ini hanya berbeda dua kecamatan dari tempat tinggal kami.
Kebetulan dekat dengan jalan eks rumah kami yang dulu, dan sekolah anak-anak juga dekat dengan kawasan ini juga, sehingga jadi lebih familier dengan kafe ini. Meskipun kafe ini hanya buka setelah jam magrib hingga pukul 02.00 WIB dini hari. Kami ke sana biasanya antara pukul 19.00 sd 21.00 WIB.
Anak-anak suka ikut bersantai bersama di kafe ini |
2. Menyediakan Hidangan Ramah Anak
Kafe Boh Ate yang saya maksud ini seperti namanya yang punya orang Aceh, btw, kafe-kafe orang Aceh banyak sekali bertebaran di Medan beriringan dengan banyaknya warung sembako yang owner-nya dari kota Serambi Mekah.
Boh Ate artinya buah hati berarti kesayangan, lazimnya dinisbatkan kepada anak. Maka tak heran jika menu makanannya juga mengikutsertakan menu untuk anak seperti kentang, sosis, nugget, mi dan nasi goreng, mi rebus, dan masih banyak lagi.
3. Tempat Nobar Piala Dunia
Saat ini sedang babak perempat final pertandingan Piala Dunia Qatar 2022, sudah pasti suami tak akan melewatkan satu pertandingan pun. Sebagai suporter yang baik, saya dan anak-anak mendukung dengan ikut serta di kafe Boh Ate.
Terkadang saya membawa laptop buat ngeblog atau anak bawa bukunya buat bacaan. Suasananya ramai tetapi kondusif kok untuk melakukan aktivitas sendiri.
4. Harga Ramah di Dompet
Sebagai orang tua dengan empat orang anak tentunya tidak bijak jika asal memilih kafe tanpa mengetahui harga menu-menunya. Bukan terlampau irit, pengalaman makan tanpa cek harga pernah membuat kami seakan tertipu. Makanan yang didapatkan tidak sepadan citarasanya dengan uang yang telah dikeluarkan.
Di kafe Boh Ate tidak demikian, menu makanannya jelas terpampang beserta harganya dan terjangkau sekali sebab harganya standar saja. Istilahnya citarasa resto hotel bintang lima namun harga kaki lima, keren kan.
5. Mudah Parkirnya
Salah satu pertimbangan mampir di suatu kafe bagi kami adalah kemudahan memarkirkan kendaraan. Sehingga tidak kesulitan lagi mencari-cari di mana mobil berhenti sementara menunggu kami selesai ngafe.
Di Boh Ate sebetulnya tidak memiliki halaman parkir milik sendiri, namun di sepanjang trotoar ke arah kiri dan kanan kafe, diperkenankan untuk parkir, dengan membayar Rp 3000,- untuk satu kali parkir. Petugas parkirnya juga sudah dikenal, ramah, dan suka membantu tanpa diminta.
Kesimpulan
Kafe favorit kami sekeluarga adalah Boh Ate, yang dalam bahasa Indonesia berarti buah hati atau anak. Suasananya nyaman meski tidak pakai AC karena situasinya di beranda yang luas suatu rumah. Lokasi mudah dijangkau, strategis terletak di pinggir jalan Halat, Medan.
Boh Ate tak begitu jauh dari rumah, menyediakan hidangan ramah anak, tempat nobar World Cup Qatar 2022, harga ramah di dompet, dan mudah parkirnya.
Demikianlah ulasan tentang kafe favorit kami sekeluarga, masih ada kafe-kafe lainnya seperti Mie Ayam Jamur Haji Mahmud, namun di Boh Ate inilah yang paling sering kami kunjungi. Bagaimana dengan teman-teman semua, kafe apa nih tempat nongki sekeluarganya? Sharing di kolom komentar di bawah ini yuk.
Salam semangat!